Bagaimana Jet Tempur China J-10C Pakistan Tembak Jatuh Rafale India?

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Jet tempur India buatan Prancis, Rafale, dilaporkan ditembak jatuh Pakistan. Ada lima jet tempur yang dilumpuhkan, termasuk tiga rafale, dalam beberapa hari terakhir.

India tidak mengonfirmasi kekalahan itu. Namun sejumlah foto di media sosial memperlihatkan puing-puing pesawat di desa Aklian Kalan, Punjab, sekitar 20 kilometer (km) dari pangkalan udara Bathinda, rumah untuk Rafale di India.

Bangkai mesin Snecma M88, yang juga digunakan oleh Rafale, juga viral di media sosial. Beberapa detail, terutama pada nosel, menunjukkan bahwa ini memang bisa jadi mesin M88.

Gambar lain menunjukkan ekor vertikal Rafale. Meskipun ekornya terpotong setengah dan hilang ujungnya, tanda dan bendera India mengidentifikasi bagian ini sebagai milik Rafale EH berkursi tunggal dengan nomor seri BS 001 milik Angkatan Udara India.

Meskipun banyak klaim belum bisa diverifikasi, gambar ini bisa menjadi bukti pasti bahwa Rafale memang ditembak jatuh. Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi kerugian tempur pertama pesawat buatan Prancis tersebut.

Mengutip The Aviationist, yang melansir CNN International, Dassault dan militer Prancis pun sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar. Tapi bagaimana caranya Rafale ditembak jatuh?

Sementara beberapa sumber menyatakan bahwa pesawat itu mungkin telah ditembak jatuh oleh rudal permukaan-ke-udara (SAM) jarak jauh semi-aktif radar homing (SARH) HQ-9 buatan China, bukti foto menunjukkan bahwa senjata yang terlibat bisa jadi adalah rudal udara-ke-udara jarak jauh berpemandu radar aktif (ARH) PL-15E. Puing-puing PL-15E difoto di timur laut negara bagian Punjab, India, negara bagian yang sama tempat pangkalan udara Bathinda berada.

Foto pertama, yang telah beredar daring memperlihatkan bagian rudal, yang diidentifikasi berada tepat di belakang radome. Gambar lain menunjukkan pelacak AESA (active electronically scanned array) dari PL-15E.

"Meskipun lokasinya tidak disebutkan, komponen tersebut dikatakan telah ditemukan jauh di wilayah India," muat laman itu.

Rafale India

India menerima Rafale pertamanya di Juli 2020. Ini menjadi bagian dari kontrak yang ditanda-tangani tahun 2016, sebanyak 36 jet tempur.

Awalnya India berencana menerima 126 pesawat, dengan sebagian besar diproduksi secara lokal. Rafale masuk dalam daftar pendek bersama Eurofighter Typhoon pada tahun 2011, dan dinyatakan sebagai pemenang pada tahun berikutnya.

Program tersebut kemudian berubah dan kontrak ditandatangani hanya untuk 36 pesawat. Pesawat tersebut pun diberi nama Rafale EH (kursi tunggal) dan Rafale DH (kursi ganda).

Rafale tersebut dilaporkan dimodifikasi berdasarkan persyaratan India. Dimulai dari pesawat standar F3-R, pesawat tersebut menerima sebanyak 14 modifikasi khusus India.

Menurut info yang tersedia, di antara modifikasi tersebut, Rafale India mencakup versi perbaikan dari sistem Thales Front Sector Optronics (FSO), DASH Helmet Mounted Display, altimeter radar yang dimodifikasi, dan perangkat lunak radar RBE2 yang dimodifikasi. Mengenai persenjataan, Rafale India dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara MICA dan Meteor, serta rudal jelajah yang diluncurkan dari udara SCALP-EG.

Jet Tempur China J-10C dan Rudal PL-15E

Sumber-sumber Pakistan mengklaim bahwa Rafale ditembak jatuh oleh J-10C buatan China dengan rudal PL-15E. J-10 bersayap delta terbang pertama kali pada tahun 1998, dengan hampir 500 unit sejauh ini telah dibuat untuk Angkatan Udara China.

Mengingat penampilannya, banyak yang percaya bahwa pesawat tersebut dikembangkan dari IAI Lavi milik Israel. Berbagai sumber mengklaim bahwa mereka telah mendapatkan konfirmasi tentang hubungan antara kedua pesawat tersebut meski tidak ada pernyataan resmi yang pernah diungkapkan untuk menanggapi kontroversi ini.

Lavi awalnya dirancang sebagai pesawat tempur serang di kelas yang sama dengan F-16 Fighting Falcon milik Amerika Serikat (AS). Ini direncanakan untuk menjadi pesawat tempur utama Angkatan Udara Israel, namun program tersebut dibatalkan pada tahun 1987, setahun setelah penerbangan pertamanya, karena kontroversi ekonomi.

Seperti J-10, Lavi memiliki desain sayap delta dengan canard dan saluran masuk udara dengan pelat pemisah di bawah badan pesawat, tepat di bawah kokpit. J-10 telah ditingkatkan selama bertahun-tahun, dengan varian J-10C kini dilengkapi radar AESA, sensor IRST (Infrared Search and Track), ECM (Electronic Counter Measures) canggih, dan mesin WS-10 asli untuk menggantikan mesin AL-31FN Rusia yang digunakan oleh varian sebelumnya.

Mengenai persenjataan, J-10C dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara. Termasuk PL-10 dan PL-15 serta berbagai jenis senjata udara-ke-darat pintar.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Xi Jinping Respons India Serang Pakistan

Next Article Awas Perang Asia, China Kirim 53 Jet Tempur & 19 Kapal Perang ke Sini

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |