Jakarta, CNBC Indonesia - Dua aset investasi baik pasar saham maupun emas kini mengalami penurunan. Meskipun emas anjlok setelah menyentuh level tertingginya tidak membuat investor legendaris Tanah Air Lo Kheng Hong membeli logam mulia kuning tersebut.
"Saya tidak membeli emas, karena emas adalah aset yg tidak produktif, berbeda dengan saham," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/10).
Lo Kheng Hong menuturkan, jika membeli saham yang merupakan perusahaan publik artinya ikut menggerakkan roda perekonomian. Karena perusahaan publik menciptakan banyak lapangan pekerjaan.
"Makin banyak lapangan pekerjaan tercipta, makin sejahtera bangsa & negara kita," ungkapnya.
Selain itu, perusahaan publik menghasilkan produk dan jasa bagi kelangsungan hidup masyarakat. "Dari pagi sampai malam, kita pakai produk dari perusahaan publik," imbuhnya.
Di sisi lain, perusahaan publik membayar pajak yang dana pajaknya dapat digunakan untuk kepentingan rakyat.
"Perusahaan publik adalah pembayar pajak, royalti & cukai yg besar. Pajak dipakai untuk pembangunan, membayar gaji & hutang, serta untuk membantu rakyat miskin. Sedangkan emas tidak produktif," pungkasnya.
Sebagai informasi, harga emas kini seolah tak diberi kesempatan untuk bangkit. Harga emas kini semakin menjauh dari level psikologis US$4.000 per troy ons. Harga emas mencapai level terendah tiga minggu di tengah kemajuan negosiasi aperdaganganntara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Pada perdagangan Selasa (28/10/2025), harga emas dunia turun 0,73% di level US$3.951,56 per troy ons. Pada perdagangan intraday, harga emas sempat menyentuh level psikologis US$3.800 per troy ons.
Begitupun harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk yang ikut ambruk kini dibanderol Rp 2.282.000 per batang. Pelemahan ini memperpanjang derita harga emas Antam Logam Mulia yang ambruk Rp 72.000 dalam tiga hari.
Lo Kheng Hong menilai bahwa kondisi saat ini menjadi momentum terbaik dalam mengakumulasi saham-saham berkinerja baik.
"Penurunan harga saham adalah peluang emas, di mana Investor bisa membeli wonderful company di harga discount," ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Dia pun menyarankan para investor untuk mengakumulasi saham untuk kemudian memetik keuntungan di kemudian hari. "Beli dan simpan," katanya.
Sebagai informasi, Lo Kheng Hong dikenal sebagai investor yang menerapkan skema value investing. Dia berhasil meningkatkan kekayaan dengan cara membeli saham-saham perusahaan bagus di Bursa Efek Indonesia (BEI), tapi memiliki harga saham yang undervalue alias murah ketimbang valuasi aslinya.
Namun dia menegaskan perlu kecermatan dari investor dalam melihat kesempatan saham mana yang masuk dalam kategori ini.
Analoginya, jika cermat investor bisa membeli saham di harga bajaj, padahal aslinya harga saham tersebut masuk kategori lebih tinggi alias masuk tipe mobil Mercedes Benz (Mercy).
"Di dunia nyata tidak ada orang yang menjual Mercy harga Bajaj, tapi di bursa saham banyak," ujarnya.
Untuk menemukan wonderful company di pasar saham, kata Lo, kunci sederhananya adalah dari valuasi price to earnings (PER) dan price to book (PBV).
"Sebenarnya cuma melakukan penambahan, pembagian, pengurangan, perkalian, yang simple tapi ini sempurna," imbuhnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Kenapa Harga Emas Mahal dan Ramai Diborong? Ini Alasannya

3 hours ago
1

















































