Ketua Komisi XI Kritik Rating Saham RI Disunat Lembaga Asing

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mempertanyakan alasan mengapa sejumlah lembaga pemeringkat global sempat menurunkan peringkat saham hingga utang Indonesia.

Menurut Misbakhun, penilaian sejumlah lembaga asing itu pada awal-awal tahun ini tidak berdasar, karena hanya memanfaatkan sentimen dan mengaitkan stabilitas fiskal dengan pasar saham hanya karena sebuah program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Kritik keras Misbakhun atas keputusan lembaga asing untuk menurunkan rating terjadi karena menurutnya secara fundamental kondisi perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkinerja baik. Dirinya mencontohkan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang mampu membukukan kinerja laba terbaik sepanjang masa malah harga sahamnya anjlok karena penurunan rating saham RI oleh lembaga pemeringkatan global.

Tak hanya BBRI, bank BUMN lainnya juga sempat mengalami koreksi dalam imbas keputusan lembaga asing tersebut.

Sebagai informasi, awal tahun ini Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW). Kala itu, dalam laporannya, MSCI mengatakan, langkah ini diambil seiring dengan melemahnya prospek pertumbuhan ekonomi domestik serta tekanan terhadap profitabilitas perusahaan di sektor siklikal.

Tak lama berselang, Goldman menurunkan peringkat saham RI dari overweight menjadi market weight. Lebih lanjut, Goldman juga menurunkan rekomendasi atas surat utang yang diterbitkan BUMN tenor 10 sampai 20 tahun menjadi netral. Sebelumnya, surat utang BUMN menjadi salah satu aset yang paling ramai diburu oleh manajer investasi global.

Menurut Goldman, ketakutan investor asing terjadi setelah Prabowo mengumumkan inisiatif pemangkasan dan realokasi aggaran, pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), hingga program 3 juta rumah yang mana dianggap dapat membuat bengkak defisit anggaran.

"Transmisi fiskal dan dikaitkan IHSG kita underweight, mohon maaf kita harus mohon maaf katakan," ucap Misbakhun dalam acara CNBC Investment Forum 2025 di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Menurut Misbakhun, perubahan rating saham ini tentu berdampak pada sentimen terhadap rating utang pemerintah. Padahal, pemerintah tidak pernah sedetikpun terlambat membayar utangnya, meskipun dalam kondisi krisis.

"Orang kemudian mempertanyakan surat utang negara. Indonesia itu sesulit apapun, bahkan saat 1998, satu detik pun tidak pernah menunda pembayaran, satu detik pun enggak pernah," tegasnya.

Oleh sebab itu, Misbakhun menekankan fundamental ekonomi Indonesia sebetulnya hingga saat ini terjaga, karena kemampuan membayar utang tak pernah bermasalah.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Kian Perkasa! Tembus Rp16.300-an per Dolar AS

Next Article Misbakhun: DPR Beri Dukungan Politik ke Kebijakan Ekonomi Pemerintah

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |