
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
KOTAPINANG (Waspada): Anggota DPRD Labuhanbatu Selatan (Labusel), Andi Syah Putra Lubis, SH, MH menyarankan agar Pemkab Labusel melakukan revitalisasi total Pasar Inpres Kotapinang, atau merelokasinya ke tempat yang baru, agar pedagang dan masyarakat yang berbelanja merasa nyaman.
Hal itu diungkapkannya kepada wartawan usai melakukan kunjungan bersama anggota dewan lainnya ke Pasar Inpres Kotapinang di Kel. Kotapinang, Kec. Kotapinang, Jumat (2/5). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut atas keluhan pedagang terkait kenaikan retribusi pasar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar di Kantor DPRD Labusel, baru-baru ini.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Pria yang karib disapa Andi ini mengatakan, lebih mendorong agar Pasar Inpres Kotapinang direvitalisasi total atau direlokasi dengan cara yang tepat dan humanis. Menurutnya, langkah ini lebih tepat, karena kondisi pasar yang saat ini sangat semraut, sehingga pedagang mengeluh saat dibebankan tarif retribusi yang lebih mahal.
“Ini juga perlu pertimbangan serius dan matang, karena kedua opsi ini akan menggunakan anggaran yang tidak sedikit. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan masyarakat, saya khawatir kapasitas Pasar Inpres akan overload dan tidak mampu menampung para pedagang maupun pembeli dikemudian hari. Pemerintah dalam hal ini menyiapkan segala fasilitas sarana-prasarananya, mulai dari akses infrastruktur jalan, lokasi bongkar muat, maupun jalur distribusi barang, semuanya harus diinventarisir dengan baik dan benar,” kata politisi Partai Demokrat ini.
Legeslator muda ini mengatakan, berdasarkan studi yang ada, relokasi juga akan banyak memberikan dampak positif, yaitu penyebaran penduduk ke daerah-daerah baru, perbaikan infrastruktur, bertumbuhnya lapangan pekerjaan baru. Sehingga tuturnya, akan berdampak baik untuk peningkatan kualitas hidup serta bagi pertumbuhan ekonomi.
“Lahan pasar yang saat ini dapat dijadikan Ruang Tebuka Hijau atau RTH, seperti taman tempat bermain anak, tempat berolahraga ringan atau sebagainya. Yang mana posisinya berketepatan berada di jantung ibukota kabupaten, serta berdekatan pula dengan situs bersejarah, yaitu Istana Bahran, yang patut kita syukuri, yang kedepan juga kita dorong untuk dapat digunakan sebagai salah satu tempat destinasi wisata sejarah,” kata mantan anggota Polri tersebut.
Sementara terkait penolakan pedagang Pasar Inpres Kotapinang atas kenaikan retribusi pasar, Andi mengatakan, sebelum melaksanakan Perda No. 1 tahun 2024 pihak OPD terkait tidak melaksanakan sosialisasi decara serius kepada pedagang. Akibatnya lanjutnya, terjadi polemik yang berpotensi menimbulkan kegaduhan karena banyak keluhan, terutama kondisi pasar yang tidak memadai.
Owner Al-Garage Auto Servis Kotapinang ini menyebut, saat kunjungan juga mendapati berbagai macam permasalahan yang cukup komplek dan berdampak negatif kepada para pedagang, masyarakat, dan pemerintah. Belum lagi kata dia, tata cara pengelolaan dan pengutipan retribusi pasar yang berpotensi adanya praktek-praktek yang tidak benar.
“Permasalahannya sangat komplek, mulai dari penataan fasilitas tempat berdagang bagi para pedagang sangat kacau, sampai akhirnya aliran drainase yang tidak jelas hulu dan hilirnya. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sangat diperlukan adanya segera peran pemerintah dalam menyikapi dan menyelesaikan permasalahan ini secara serius. Karena jika tidak segera ditangani, khawatirnya akan memberikan dampak negatif yang lebih besar lagi,” katanya.
Ditambahkan, para pedagang di pasar tersebut bukan hanya sebatas masyarakat yang mandiri, tapi juga sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi di Kab. Labusel. Karenanya kata dia, perlu perhatian lebih serius, sehingga Pasar Inpres Kotapinang menjadi lebih baik. (a23/B)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.