LG Mundur dari Proyek Jumbo Baterai RI, Ini Penggantinya

1 week ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) asal Korea Selatan, yakni LG Energy Solution, batal bangun ekosistem baterai EV di Indonesia. Hal itu lantaran LG bersama konsorsium perusahaannya menarik investasi US$ 7,7 miliar setara Rp 128,84 triliun (asumsi kurs Rp 16.856 per US$) di Indonesia.

Seperti diketahui, proses negosiasi proyek yang dicetuskan sejak 2019 lalu itu berlangsung alot.

Konsorsium ekosistem baterai EV yang direncanakan dibangun di Indonesia tersebut terdiri dari berbagai perusahaan seperti LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp hingga bersama badan usaha milik negara (BUMN) RI.

Inisiatif ini berusaha untuk mencakup seluruh proses mulai dari sumber bahan baku hingga memproduksi prekursor, bahan katoda, dan pembuatan sel baterai.

Melansir Yonhap News Agency, konsorsium tersebut telah memutuskan untuk menarik proyek dan telah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.

Alasannya, hal itu karena adanya potensi pergeseran dalam lanskap industri, yang akan berujung pada perlambatan sementara permintaan EV global.

"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek," kata seorang pejabat dari LG Energy Solution, dilansir YNA, dikutip Senin (21/4/2025).

Merespons hal tersebut, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani pun buka suara. Rosan membantah kabar bahwa perusahaan asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution menarik diri secara keseluruhan dari investasi di RI. Khususnya, terkait proyek investasi baterai kendaraan listrik di Indonesia senilai US$ 9,8 miliar atau setara RP 165,3 triliun (asumsi kurs US$ 16.867 per US$).

Rosan menyebut LG hanya mengundurkan diri dari sebagian proyek yang telah direncanakan sejak awal kerja sama dimulai pada tahun 2020. Adapun, kesepakatan tersebut mencakup empat rencana joint venture (JV) yang melibatkan berbagai tahapan produksi, mulai dari pertambangan nikel hingga daur ulang baterai.

"Jadi terbagi dalam 4 JV, dan mereka sudah groundbreaking dan sudah selesai di JV nomor 4 , jadi memang berita yang kemarin mereka mundur itu bukan mundur semuanya, nggak. Mereka sudah selesai di JV nomor 4 senilai US$ 1,1 miliar," kata Rosan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Ia lantas menekankan bahwa keputusan untuk tidak melanjutkan seluruh proyek bersama LG bukan berasal sepenuhnya dari pihak perusahaan Korea tersebut. Menurutnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebagai pihak yang lebih dulu memutuskan untuk menghentikan negosiasi lanjutan dengan LG dan memilih menjalankan proyek ini dengan partner lainnya.

"Kemudian memang Pak Bahlil sudah menyampaikan. Mungkin saya ingin tambahkan tadi dikatakan bahwa dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya kami yang memutus," kata Rosan.

Rosan mengatakan hal itu berdasarkan surat yang diterbitkan Kementerian ESDM tertanggal pada 31 Januari 2025. Alasannya, proses negosiasi sudah berjalan terlalu lama dengan pihak LG untuk merealisasikan investasinya, sedangkan Indonesia ingin agar proyek itu berjalan secepatnya.

"Karena memang negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kita kan ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat, karena negosiasi sudah berlangsung 5 tahun," kata Rosan.

"Jadi kan gak mungkin proyek itu lama gitu. Oleh sebab itu dikeluarkan surat oleh Pak Bahlil yang dikirimkan kepada CEO dari LG Chem maupun LG Energy Solution," tambahnya.

Pengganti LG

Rosan menyebut, setelah mundurnya LG dari proyek US$ 9,8 miliar ini, proyek akan dipimpin oleh Huayou, perusahaan asal China.

Dia menyebut, Huayou juga sudah berada dalam konsorsium proyek dengan LG ini. Menurut eks Kepala Kadin ini, Huayou sudah minat gabung dari konsorsium ini sejak tahun 2024 lalu.

"Total investasinya tidak berubah dari US$ 9,8 miliar. Jadi memang Huayou ini kan juga sudah berinvestasi di Indonesia sebelumnya, di bidang yang hampir sama juga," kata Rosan.

Selain Huayou, Rosan juga mengungkapkan perusahaan lain yang bakal menggantikan LG dalam proyek itu antara lain Indonesia Battery Corporation dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.

"Jadi sebenarnya dalam konsorsium LG itu memang sudah ada Huayou-nya. Jadi mereka sekarang yang menjadi leading konsorsium, itu saja," katanya.

Hal senada diungkapkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Bahlil menegaskan bahwa secara keseluruhan proyek tidak mengalami perubahan mendasar. Namun yang terjadi adalah penyesuaian mitra investasi dalam struktur joint venture (JV).

Pasalnya, sebagai bagian dari komitmen investasi tersebut, pada 3 Juli 2024, Presiden ke-7 Joko Widodo meresmikan pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Pabrik ini adalah hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power dan telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 Giga Watt hour (GWh).

"Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari Tiongkok, yaitu Huayou, bersama BUMN kita," ungkap Bahlil, dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (23/4/2025).

Selain itu, ia juga menanggapi kekhawatiran publik terkait dampak ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi global terhadap kelangsungan proyek. Menurut dia, ini tidak terpengaruh oleh dinamika global seperti perang dagang atau ketidakpastian ekonomi.

"Investasi senilai hampir US$ 8 miliar untuk pengembangan tahap berikutnya tetap berjalan. Groundbreaking tahap lanjutan direncanakan dilakukan dalam tahun ini, sehingga tidak ada penghentian atau pembatalan investasi sebagaimana yang mungkin dikhawatirkan masyarakat," jelas Bahlil.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno pun menyampaikan pihaknya akan mendorong masuknya investasi terutama pada proyek Titan yang merupakan proyek pengembangan End to End EV Battery Value Chain antara konsorsium Indonesia Battery Corporation (IBC) bersama Konsorsium LGES.

"Yang jelas begini poinnya pemerintah selalu memberikan memfasilitasi setiap investasi. Pemerintah berusaha untuk mendekat bagaimana cara investasi bisa masuk, apa kendalanya," kata Tri ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Senin (28/4/2025).


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Menteri Investasi Bantah LG Mundur Dari Seluruh Investasi EV

Next Article LG Mendadak Batalkan Proyek Baterai EV Rp128,84 Triliun di RI

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |