Presiden Ini Pernah Bubarkan Bea Cukai Gegara Jadi Sarang Korupsi

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan perombakan besar-besaran di jajaran eselon I Kementerian Keuangan. Salah satu yang dirombak adalah Dirjen Bea Cukai. Sri Mulyani melantik Letjen TNI (Purn) Djaka Budi Utama sebagai Dirjen Bea Cukai baru. 

Dari direktorat lain di Kementerian Keuangan, Bea Cukai jadi salah satu sub jabatan yang pernah dibubarkan karena masalah yang terlalu menumpuk. Tepatnya di era Presiden Soeharto

Persoalan yang menyangkut bea cukai terkait dengan penyelewengan dan korupsi. Jurnalis Mochtar Lubis dalam Tajuk-Tajuk Mochtar Lubis di Harian Indonesia Raya (1997) menyoroti kasus ini.

Menurutnya, para pegawai bea cukai secara terang-terangan melakukan persekutuan dengan para penyelundup barang. Belum lagi, mereka juga kerap santai saat mengurus administrasi. Persoalan ini juga diamini oleh Menteri Keuangan, Ali Wardhana kala itu.

Pada Mei 1971 saat berkunjung ke kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Ali melihat banyak pegawai yang tak becus bekerja. Selain itu, dia mendengar bahwa mereka terlibat dalam kasus penyelundupan barang. Bagi Ali, situasi ini tak dapat dibenarkan dan membuat geram.

Padahal, pegawai bea cukai termasuk kelompok pegawai dengan gaji tinggi. Saat itu, mereka baru mendapat kenaikan hingga 9x gaji. Meski begitu, kenaikan tersebut terbukti tak membuat mereka berubah. Akibat bertindak korupsi, seperti diutarakan Majalah Media Keuangan (2019), ekonom Emil Salim menyebut para pegawai bea cukai bisa kaya raya hingga tujuh keturunan.

Berbagai kebijakan untuk mengubah kebiasaan tersebut seperti mutasi dan hukuman telah dilakukan Ali Wardhana. Namun, hasilnya nihil. Korupsi dan penyelewengan terus terjadi. Akibat permasalahan sudah menutupi bea cukai, Ali mengambil jalan terakhir: pembubaran.

Pada 1983, ketika menjabat sebagai Menko Ekonomi, Ali mengusulkan ke Presiden Soeharto untuk menutup Bea dan Cukai. Presiden setuju dan merealisasikan itu dua tahun kemudian. Peran Bea dan Cukai lantas digantikan oleh Société Générale de Surveillance (SGS) dari Swiss.

Selama penutupan Bea dan Cukai, permasalahan besar tersebut langsung sirna. Prosedur ekspor impor menjadi lebih mudah, biaya logistik menurun, dan penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai melonjak tinggi.

Sampai akhirnya, setelah masalah sirna, Bea Cukai baru diaktifkan kembali pada tahun 2000-an. 


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Srimul Lantik Dirjen Bea Cukai dari Militer Setelah 37 Tahun

Next Article Prabowo Teriak Soal Kebocoran Uang Negara, Sri Mulyani Lakukan Hal Ini

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |