Rahasia Makanan Konklaf Terkuak, Ayam Panggang Dilarang-Ini Alasannya

6 hours ago 5
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama lebih dari 750 tahun, ada satu rahasia yang selalu dijaga rapat di balik pintu Kapel Sistina setiap kali Gereja Katolik memilih Paus baru, yakni soal makanan para kardinal.

Ternyata, soal makan ini bukan sekadar urusan kenyang. Melansir BBC, sejak abad ke-13, ada aturan ketat tentang apa yang boleh dan tidak boleh disantap para kardinal selama konklaf. Semua demi satu tujuan, mencegah adanya pesan tersembunyi yang bisa diselundupkan lewat ayam panggang, ravioli, bahkan serbet makan.

Kalau pekan lalu para pelancong di Roma kebetulan sempat melihat pemandangan unik, di mana para kardinal berseliweran di restoran favorit mereka. Tepat sebelum konklaf ini dimulai, banyak dari mereka tampak menikmati makan malam terakhir mereka sebagai "orang biasa" sebelum masuk ke masa isolasi total. Media Italia pernah membocorkan, di konklaf 2013 lalu, Kardinal Donald Wuerl gemar makan lasagna di Al Passetto di Borgo, restoran keluarga tak jauh dari Basilika Santo Petrus. Sementara Kardinal Francesco Coccopalmerio lebih memilih cumi panggang.

Mereka paham betul, begitu konklaf dimulai, pada tanggal 7 Mei 2025, makanan enak di luar akan jadi kemewahan yang jauh dari jangkauan.

Makan di Bawah Pengawasan Ketat

Konklaf adalah momen sakral Gereja Katolik, dimana 133 kardinal berkumpul, mengunci diri di Kapel Sistina, tanpa kontak apa pun dengan dunia luar. Seluruh aktivitas mereka, termasuk makan, tidur, dan memilih Paus, berlangsung dalam isolasi penuh. Hanya satu "kode" yang diizinkan keluar, yaitu asap putih, yang berarti Paus telah terpilih, asap hitam tandanya pemungutan suara harus diulang.

Sejak dulu, makanan dianggap sebagai celah paling rawan. Bayangkan saja, siapa yang bisa jamin ravioli tidak disisipi secarik pesan rahasia? Atau serbet makan tidak dijadikan alat komunikasi?

Itulah kenapa ada protokol makan superketat yang berlaku sampai hari ini. Sejak Konklaf Lyon tahun 1274, Paus Gregorius X menetapkan para kardinal harus diisolasi sepenuhnya. Kalau tiga hari belum ada hasil, jatah makan dikurangi menjadi sekali sehari. Kalau sudah lewat delapan hari, hanya roti dan air.

Di masa Renaisans, Paus Clement VI sedikit "melunak", mengizinkan tiga jenis makanan sehari, sup, hidangan utama (ikan, daging, atau telur), dan buah atau keju. Tapi tetap, pengawasan makan tetap super ketat.

Bartolomeo Scappi, koki legendaris zaman itu, bahkan mendokumentasikan detailnya dalam buku masaknya, Opera Dell'Arte del Cucinare (1570). Ia menjelaskan bagaimana makanan untuk konklaf disiapkan di dapur umum, diawasi ketat oleh penjaga Italia dan Swiss. Makanan diperiksa berlapis, tak boleh ada pai tertutup, tak boleh ayam utuh, dan semua minuman wajib di gelas bening. Bahkan serbet harus dibuka lebar untuk memastikan tidak ada yang diselipkan di dalamnya.

Adapun film Conclave rilisan tahun 2024 lalu pun menggarisbawahi hal ini. Banyak adegan penting justru terjadi di kafetaria, bukan di ruang pemungutan suara. Komunikasi terjadi lewat bahasa tubuh saat makan, bukan lewat debat panjang.

Makanan sehari-hari para kardinal saat itu tetap terdengar nikmat, yaitu salad segar, buah, charcuterie, air jernih, dan tentu saja anggur. Sel-sel tempat tinggal mereka pun nyaman, dihiasi sutra, ada tempat tidur besar, meja tulis, rak pakaian, hingga pispot dengan tutup.

Bagaimana dengan sekarang?

Di konklaf tahun 2025 ini, para kardinal tinggal di Domus Sanctae Marthae, rumah yang dulu menjadi tempat tinggal Paus Fransiskus selama 12 tahun masa kepausannya. Seluruh rumah disterilkan, seluruh jaringan internet diputus, bahkan para pegawai Vatikan harus memarkir kendaraan jauh dari area tersebut.

Makanan untuk para kardinal kini disiapkan oleh para biarawati. Menunya sederhana, khas masakan rumah daerah Lazio dan Abruzzo: minestrone, spaghetti, arrosticini (sate domba kecil), dan sayuran rebus. Nggak ada lagi menu mewah macam ayam panggang utuh.

Simbolismenya kuat, di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus, Gereja ingin menampilkan wajah yang sederhana, bersih, dan jauh dari kemewahan duniawi.

Ritual Sakral di Balik Pintu Tertutup

Melansir Kemenag RI, sebelum benar-benar "terkunci" pada 7 Mei 2025 pagi, semua kardinal berkumpul dalam misa Pro Eligendo Pontifice yang dipimpin Kardinal Giovanni Battista Re. Misa ini menandai dimulainya masa pengasingan.

Siang harinya, setelah makan siang di Domus, 133 kardinal berarak ke Kapel Paolina, lalu lanjut ke Kapel Sistina. Prosesi ini berlangsung hening, diiringi nyanyian doa kuno "Veni Creator Spiritus", memohon Roh Kudus membimbing pilihan mereka.

Pukul 16.30 waktu Vatikan, satu per satu para kardinal mengangkat sumpah di atas Kitab Suci, bersumpah menjaga rahasia konklaf dan tidak melakukan pelanggaran apa pun. Siapa pun yang melanggar, berdasarkan aturan yang ditetapkan Paus Benediktus XVI, akan langsung dikenai hukuman ekskomunikasi.

Setelah semua bersumpah, terdengarlah seruan terkenal, "Extra Omnes!", dan semua yang tidak berkepentingan harus keluar dari Kapel Sistina. Konklaf resmi dimulai.

Di setiap putaran pemilihan, para kardinal menuliskan pilihan mereka di kertas kecil bertuliskan Eligo in Summum Pontificem Meum (Saya memilih Pemimpin Tertinggiku).

Mereka berdoa, lalu memasukkan kertas ke dalam tempayan khusus. Setiap suara dihitung dengan seksama. Jika belum ada hasil, kertas-kertas dibakar dengan zat khusus hingga menghasilkan asap hitam. Kalau sudah ada Paus baru, asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina, dan lonceng besar Basilika Santo Petrus berdentang panjang.

Paus terpilih akan dibawa ke camera lacrimatoria, "kamar air mata", sebuah ruangan kecil di samping altar, tempat ia menenangkan diri sebelum muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk menyapa dunia.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jelang Konklaf, Cerobong Asap Dipasang di Kapel Sistina Vatikan

Next Article Video: Jelang Konklaf, Cerobong Asap Dipasang di Kapel Sistina Vatikan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |