Terkuak! Ini Alasan China Menimbun Emas

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - China jadi salah satu bank sentral yang paling aktif membeli emas selama beberapa waktu terakhir. Bahkan saat kondisi ekonomi global mengalami masa krisisnya.

Membeli emas sebagai aset cukup aman untuk China saat ketidakpastian ekonomi. Karena saat itu, nilai mata uang dan aset lain bisa tergerus namun nilai emas tetap bertahan.

Selain itu, sebagian cadangan devisa adalah dolar AS. Untuk mengurangi ketergantungan pada dolar dan meningkatkan ragam cadangan devisa, China membeli emas, karena bisa memberikan alternatif yang stabil dan independen dari fluktuasi mata uang atau kebijakan moneter negara lain.

Cadangan emas yang banyak juga membuat China meningkatkan pengaruh pada sistem ekonomi global. Emas memiliki peran untuk stabilitas dan kepercayaan ekonomi.

China tercatat terus membeli emas dalam jumlah besar dari 2009. Berikut rangkumannya:

1. Pembelian Emas 2009

China membeli emas mencapai 454,1 ton saat itu saat krisis finansinal menghantam dunia periode 2008-2009. Krisis keuangan kala itu disebut menjadi yang terburuk.

Krisis keuangan 2008-2009 berdampak signifikan pada ekonomi China. Negara itu mengalami penurunan tajam pada ekspor karena permintaan yang berkurang.

Ekonomi China mengalami perlambatan pertumbuhan, dengan pemerintah melakukan paket stimulus besar untuk mengurangi dampak negatifnya.

2. Pembelian Emas 2015-2016

Sekitar enam tahun setelah pembelian besar-besaran 2009, China kembali memborong emas sebanyak 708,2 ton pada 2015. Berselang setahun, 80,2 ton dibeli China.

Kala itu, Yunani mengalami krisis ekonomi akibat kegagalan membayar utang (default) sebesar 1,5 miliar euro pada International Monetary Fund (IMF) yang jatuh tempo 30 Juni 2015. Namun jumlahnya masih sebagian kecil dari total utang luar negeri negara itu sebanyak 243 miliar Euro.

Di saat bersamaan, saham bursa China juga anjlok. Nilai saham yang terdaftar di bursa merugi lebih dari US$3 triliun atau 30% PDB.

3. Pembelian Emas 2019

Setahun sebelum Covid-19 merebak, China membeli 95,8 ton emas. Pandemi itu diketahui menimbulkan krisis ekonomi, International Monetary Fund (IMF) menyebutnya sebagai The Great Lockdown atau masa Karantina Besar.

Covid-19 membuat negara-negara memberlakukan penutupan atau lockdown serta karantina untuk memutus virus. Namun kebijakan itu membuat banyak kegiatan produksi dan konsumsi berhenti.

4. Pembelian Emas 2022-2024

Ekonomi global pada 2022, atau dua tahun setelah Covid-19 mulai, juga tak kunjung membaik. Saat itu terjadi perang baru, rekor inflasi, hingga bencana iklim.

Hal tersebut membuat masyarakat dunia bersiap menghadapi lebih banyak kesuraman pada 2023. Keadaan juga tak membaik karena harga konsumen mulai naik pada 2021 akibat Covid-19.

China sendiri diketahui membeli emas dalam jumlah 62,2 ton pada 2022. Berikutnya ditambah menjadi 224,9 ton tahun 2023 dan 2024 sebesar 44,2 ton.


(npb/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Tinggi, Bakal Kena Tarif Royalti Hingga16%

Next Article Belajar Dari Jepang, China Bisa Bangkit dari 'Kiamat' Saham

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |