Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang meyakini rasa haus menandakan tubuh sudah dehidrasi, tapi menurut para dokter, anggapan itu tidak benar sepenuhnya. Rasa haus justru muncul lebih awal sebagai sinyal alami tubuh agar kita segera minum sebelum kekurangan cairan benar-benar terjadi.
"Tubuh mulai merasa haus ketika kehilangan sekitar 1 hingga 2 persen air," ujar Dr. Nate Wood, Direktur Culinary Medicine di Yale School of Medicine, dikutip dari HuffPost pada Rabu (5/11/2025). "Kehilangan cairan sebanyak ini masih tergolong ringan dan bisa langsung diperbaiki hanya dengan minum air," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, menurut Dr. Philip Skiba, Associate Professor sekaligus Medical Director di Jefferson Health Sports Medicine, Philadelphia, kondisi yang benar-benar disebut dehidrasi baru terjadi ketika tubuh kehilangan sekitar 8 persen air.
"Rasa haus di awal hanyalah tanda peringatan bahwa tubuh butuh cairan, bukan tanda dehidrasi berat," ujarnya.
Dr. Jordan Hilgefort, dokter spesialis kedokteran olahraga dan keluarga di University of Louisville Health juga bilang, rasa haus lebih tepat disebut sinyal dini dari dehidrasi yang akan datang.
Selain haus, ada gejala lain yang menunjukkan tubuh mulai kekurangan cairan. Menurut Hilgefort, bibir dan kulit yang kering serta mulut terasa kering bisa menjadi tanda awal dehidrasi ringan. Jika sudah muncul pusing, sakit kepala, atau kelelahan, bisa jadi juga tubuh mulai mengalami dehidrasi yang lebih berat.
Warna urine bisa menjadi petunjuk. Urine berwarna kuning pucat menandakan tubuh cukup terhidrasi, sedangkan warna yang lebih gelap berarti kamu perlu menambah asupan cairan. Walau demikian, Hilgefort menegaskan sedikit dehidrasi bukanlah hal berbahaya.
"Cukup minum air atau minuman elektrolit, maka tubuh akan pulih," katanya.
Risiko Jika Sering Dehidrasi
Meski dehidrasi ringan bisa diatasi dengan mudah, kebiasaan kekurangan cairan berulang kali dapat memicu gangguan kesehatan jangka panjang.
"Salah satu risiko utamanya adalah gangguan fungsi ginjal, termasuk peningkatan risiko batu ginjal dan infeksi saluran kemih," jelas Hilgefort.
Sebaliknya, minum air terlalu banyak juga bisa berbahaya. Skiba menjelaskan, kelebihan cairan dapat menurunkan kadar natrium dalam darah yang berpotensi menyebabkan sakit kepala hingga kejang.
"Kasus ini jarang terjadi, tetapi bisa dialami oleh pelari maraton," ujarnya.
Kebutuhan cairan setiap orang pun berbeda, tergantung kondisi tubuh, aktivitas, cuaca, dan kesehatan. Aturan delapan gelas per hari bisa menjadi acuan awal, kata Wood, tetapi bukan keharusan mutlak.
"Cukup minum setiap kali merasa haus, itu sudah cukup masuk akal," ujarnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
10 Efek Berbahaya Jika Kurang Minum Air Putih, Bisa Kena Stroke!

2 hours ago
3

















































