Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan potensi besar dari ekonomi biru untuk mendukung laut yang sehat dan berkelanjutan. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya memperluas konservasi laut, untuk mempertahan ekosistem dan biota di dalamnya.
"Jadi biota kelautan ini sebuah ekosistem yang tidak boleh terputus, misalnya alga, itu harus ada ruang proteksi yang merujuk pada SDGs," ujar Trenggono dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Selain itu, dilakukan upaya penangkapan ikan yang terukur dan pengembangan budidaya laut dan pesisir berkelanjutan. Trenggono juga menekankan pengawasan pulau kecil di kawasan pesisir serta pembersihan sampah plastik di laut.
"Pembersihan sampah plastik, artinya plastik kalau dia larut ke laut akan menjadi mikroplastik dimakan ikan ini berbahaya jadi itu jadi concern kita," kata dia.
Dengan strategi yang tepat laut dan ekonomi biru bisa menjadi tumpuan pertumbuhan Indonesia di masa depan. Apalagi kebutuhan protein dunia diperkirakan terus naik hingga 70% pada 2050.
Sayangnya, saat ini produksi perikanan tanah air masih belum maksimal di kisaran 2,5% dari total potensi yang ada. Ekspor produk kelautan baru mencapai US$ 5,5 miliar dan didominasi oleh udang, rumput laut, tuna-cakalang, sotong gurita dan produk perikanan lainnya.
"Kalau produksi perikanan kita saja 7,5 juta ton, lalu kemudian budi daya 5,5 juta ton kan berarti kira-kira sekitar 13 juta ton, lalu rumput laut ada 10 juta ton, kira-kira sekitar 23-24 juta ton. Itu kontribusinya terhadap pertumbuhan kan kecil, masih 2,59%. Ini sih sebetulnya pertanyaan besar," ujarnya.
Bukan hanya konservasi dan peningkatan produk kelautan, KKP juga melaksanakan titah Presiden Prabowo untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui pembangunan 1.000 kampung nelayan yang modern. Selama ini perhatian kepada nelayan dinilai masih sporadis dan tidak berkesinambungan.
"Kita sudah mulai itu ibu melalui pembangunan Kampung Nelayan. Kalau 4.100 kampung nelayan ini ter-deploy dengan baik, kalau disitu ada peningkatan productivity 10% saja," ungkap Trenggono.
Untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir, bukan hanya mengandalkan program pemerintah, melainkan juga BUMN dan pihak swasta. Salah satu BUMN yang mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
BNI telah menjalankan Program Peningkatan Kesejahteraan Nelayan melalui Regenerasi Hutan Mangrove di Teluk Pangpang, Banyuwangi, yang menjadi salah satu inisiatif unggulan perusahaan dalam bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Program ini melibatkan tokoh masyarakat yang bergerak bersama untuk konservasi mangrove, di Teluk Pangpang. Langkah ini tidak hanya berkontribusi pada restorasi ekosistem pesisir, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat.
Ekosistem mangrove menjadi habitat penting bagi berbagai spesies laut dan burung endemik, serta membantu meningkatkan hasil tangkapan nelayan melalui perbaikan kualitas perairan. Dengan demikian, konservasi mangrove turut mendukung terciptanya ekonomi pesisir yang berkelanjutan.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dedi Mulyadi: Kekayaan Laut RI Besar, Kita Masih Cari Rezeki di Darat

2 hours ago
4
















































