Waspada! Dolar Sentuh Rp17.500, Subsidi Listrik Bisa Melejit Rp 6,5 T

6 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) membeberkan bahwa beban fiskal negara bisa meningkat hingga Rp 6,5 triliun jika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga level Rp 17.500 per US$.

Hal itu berdasarkan perhitungan asumsi melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap US$ sebagai salah satu dampak dari perang tarif antara AS dengan China.

"Nah, untuk itu ada dampak terhadap subsidi kompensasi peningkatan sebesar Rp 6,5 triliun per tahun," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Hal ini terhitung dari potensi kenaikan bahan pokok produksi (BPP) listrik jika dihitung dari asumsi kurs mencapai Rp 17.500 dan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar US$ 82 per barel.

Darmawan mengatakan, kenaikan BPP listrik yang diperhitungkan mencapai Rp 29 per KWh.

"Kami melakukan stress test yaitu worst case scenario dengan kurs Rp 17.500 per dolar, ICP US$ 82 per barrel, dan dari simulasi worst case scenario ini kami mengakui ada kenaikan biaya pokok produksi dari Rp 1.822 menjadi Rp 1.851 atau peningkatan Rp 29 per kWh," tambahnya.

Dengan begitu, dia menyebutkan bahwa pihaknya harus melakukan mitigasi risiko yang juga dinilai akan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.

"Untuk itu PLN harus mampu melakukan mitigasi risiko, baik itu terhadap fluktuasi kurs, terhadap kinerja keuangan perusahaan," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Cegah Mati Listrik Bali Terulang Lagi , PLN Lakukan Investigasi

Next Article PLN Catat Penurunan Durasi dan Frekuensi Gangguan di 2024

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |