Jakarta, CNBC Indonesia — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa akan ada tiga perusahaan dengan aset skala besar atau lighthouse yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan kedatangan tiga perusahaan beraset jumbo tersebut sebagai pelengkap dari target emiten lighthouse IPO tahun ini.
"Di tahun ini setelah mencapai lima tadi yang sudah tercatat, ada tiga sebetulnya lighthouse IPO yang ada di pipeline kita dan sedang dalam proses," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (29/10).
Menurutnya, dengan melantainya perusahaan beraset jumbo di lantai bursa Tanah Air menunjukkan bahwa BEI sangat perduli pada kualitas emiten.
"Kualitas ditunjukkan oleh size. Sizeable IPO, Lighthouse IPO, tadi Pak Iman sudah menyampaikan apa kriterianya. Pertama tentu market capitalization, lebih dari Rp 3 triliunan," ungkapnya.
Nyoman membeberkan, tiga perusahaan calon emiten tersebut bergerak di sektor perbankan, infrastruktur, dan tambang. "Jadi ini kita harapkan nanti akan mendapat tercatat di tahun 2025 ini," pungkasnya.
Sebagai informasi, BEI menargetkan enam perusahaan lighthouse melantai di bursa pada= 2026. Adapun target IPO tahun 2026 mendatang sebanyak 50 perusahaan.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, hingga saat ini perusahaan yang antre melantai di BEI atau dalam pipeline ada sebanyak 13 perusahaan.
"Di pipeline ada 13 (perusahaan). Yang 13 itu tahun ini. Tahun depan tentu saja kita optimis bisa mencapai di 50 (perusahaan)," ucapnya.
Iman menjabarkan, dari target 50 emiten pada tahun depan, BEI juga berharap akan ada peningkatan 6 perusahaan besar yang melantai di BEI atau yang disebut dengan lighthouse.
"Tahun ini target kita 5 lighthouse IPO. Artinya apa, bahwa dengan market cap Rp 3 triliun dengan 15% free float. Walaupun free float IPO-nya, ya 700 miliar rupiah minimal. Jadi tahun ini kita targetkan 6 lighthouse. Jadi dari 50 yang itu ada 6 lighthouse IPO," jelasnya.
Di sisi lain, kata Iman, BEI juga akan tetap memperhatikan kualitas perusahaan tercatat. "Jadi tadi kita tidak bicara hanya jumlah, tapi juga kita bicara atas kualitas IPO-nya," sebutnya.
Sebagai informasi, per 23 Oktober 2025, ada sebanyak 13 perusahaan dalam pipeline IPO yang terdiri dari 2 perusahaan dengan aset skala kecil, 6 perusahaan aset skala menengah, dan 5 perusahaan aset skala besar.
Selain itu, ada 1 perusahaan dalam pipeline Right Issue, dan 23 emisi obligasi yang berasal dari 18 perusahaan.
Apabila dilihat dari komposisi pipeline di mana hanya dua perusahaan yang menggunakan laporan keuangan per Juli 2025, sementara sisanya menggunakan laporan keuangan di semester I 2025.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Perusahaan Berlomba Melantai di Bursa, Apa Keuntungannya?

3 hours ago
3















































