Anti Suudzon! Ini 10 Negara yang Warganya Paling Percaya Sama Sesama

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Rasa saling percaya ternyata bukan hanya soal hati, tapi juga modal sosial yang berharga.

Di beberapa negara, kepercayaan antarwarga terbukti menjadi pondasi kokoh bagi kemajuan ekonomi, kestabilan politik, dan kohesi sosial. Namun di sisi lain, sebagian besar dunia masih bergulat dengan rendahnya kepercayaan sosial akibat ketimpangan, korupsi, dan polarisasi politik.

Menurut Visual Capitalist yang menggunakan Integrated Values Survey (2022) rilis tahun 2024, negara-negara Nordik masih menjadi juara dalam hal saling percaya. Denmark menempati posisi teratas dengan 74% warganya percaya bahwa "kebanyakan orang bisa dipercaya".

Di bawah Denmark, terdapat Norwegia (72%) dan Finlandia (68%) yang juga menunjukkan tingkat kepercayaan sosial yang tinggi. Transparansi pemerintahan, sistem kesejahteraan yang mapan, serta rendahnya tingkat korupsi menjadi kombinasi ampuh yang memupuk rasa saling percaya di masyarakat mereka.

Swedia dan Islandia juga masuk enam besar, menunjukkan bahwa budaya egalitarianisme dan tata kelola publik yang bersih menjadi resep ampuh membangun kepercayaan.

Menariknya, satu-satunya negara non-Barat yang berhasil menembus lima besar adalah China dengan tingkat kepercayaan 63%. Angka ini menempatkan China di posisi keempat dunia, di atas Swedia dan Islandia. Kepercayaan sosial di China banyak dipengaruhi oleh struktur komunitas yang kuat dan nilai-nilai kolektivisme yang tinggi dalam budaya Timur.

Di luar kawasan Nordik, negara-negara Eropa Barat menunjukkan variasi cukup lebar. Swiss (59%) dan Belanda (57%) masih tinggi dalam hal kepercayaan sosial, sementara Jerman hanya mencatat 42%, dan Prancis bahkan hanya 26%. Faktor polarisasi politik dan kesenjangan ekonomi disebut sebagai penyebab utama penurunan rasa percaya ini.

Negara berbahasa Inggris berada di posisi menengah. Selandia Baru (57%) dan Australia (49%) sedikit lebih baik dibanding Kanada (47%), Inggris (43%), dan Amerika Serikat (37%). Ini menunjukkan bahwa meski perekonomian mereka maju, tingkat kepercayaan antarwarga belum tentu mengikuti.

Sebaliknya, beberapa negara di Amerika Latin dan Timur Tengah menempati posisi terbawah.

Di Peru dan Nikaragua, hanya 4% warga yang mengatakan mereka bisa mempercayai orang lain. Kolombia (5%) dan Ekuador (6%) juga tak jauh berbeda. Konflik sosial, ketidakstabilan politik, serta ketimpangan pendapatan memperburuk kondisi sosial mereka.

Sementara di Timur Tengah, Irak (11%), Lebanon (10%), dan Mesir (7%) mencerminkan betapa konflik dan lemahnya pemerintahan dapat mengikis kepercayaan sosial lintas generasi.

Masyarakat yang hidup dalam sistem pemerintahan transparan dan berkeadilan sosial tinggi cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang lebih besar. Sebaliknya, di negara dengan korupsi tinggi dan jurang sosial-ekonomi lebar, warganya lebih berhati-hati terhadap sesama.

Kepercayaan sosial berperan penting dalam ekonomi. Studi OECD menyebut bahwa masyarakat dengan tingkat kepercayaan tinggi memiliki produktivitas lebih baik, efisiensi pasar lebih tinggi, dan biaya transaksi sosial lebih rendah.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |