Foto Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
13 November 2025 19:00
Setiap tahun, ratusan keluarga di distrik Kurigram, Bangladesh utara, menghadapi nasib yang sama. Saat bantaran sungai runtuh, orang-orang tidak hanya kehilangan rumah, tetapi juga tanah, hasil panen, dan ternak mereka. (REUTERS/Sam Jahan)
Nurun Nabi memuat tiang-tiang bambu dan lembaran seng ke atas perahu kayu. Rumahnya, yang baru dibangun setahun lalu di sebuah pulau rapuh di Sungai Brahmaputra, hampir terendam air. (REUTERS/Sam Jahan)
Ini adalah kedua kalinya petani dan ayah empat anak ini harus pindah dalam setahun (REUTERS/Sam Jahan)
"Sungai itu semakin dekat setiap hari," kata Nabi, suaranya terdengar tegang karena kelelahan. "Kita dilahirkan untuk menderita. Perjuangan kita tak pernah berakhir. Aku sudah lupa berapa kali sungai itu merenggut rumahku." (REUTERS/Sam Jahan)
Nabi, 50 tahun, tak punya pilihan selain pindah ke char lain - sebuah pulau sementara yang terbentuk dari sedimen sungai. Sawah dan ladang miju-mijunya telah hilang, tersapu oleh arus Sungai Brahmaputra yang semakin deras, yang berhulu di Himalaya dan mengalir melalui Tiongkok dan India sebelum mencapai Bangladesh. (REUTERS/Sam Jahan)
"Aku tak tahu apa yang menanti kita di rumah baru ini," katanya, sambil menatap ke arah sungai cokelat yang lebar. "Kalau saya beruntung, mungkin beberapa tahun. Kalau tidak, mungkin sebulan. Beginilah hidup kami." (REUTERS/Sam Jahan)
Para ilmuwan mengatakan apa yang terjadi di Kurigram adalah perubahan iklim yang terlihat, seiring dengan semakin cepatnya pencairan gletser Himalaya yang mengaliri Sungai Brahmaputra dan Teesta.(REUTERS/Sam Jahan)

2 hours ago
3

















































