Badai Belum Usai, Wall Street Diperkirakan Masih Gonjang-ganjing

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Bursa saham utama Wall Street ditutup menguat pada hari Jumat (16/5/2025) waktu AS, memperpanjang kenaikan dalam lima hari berturut-turut. Sentimen positif pasar dipicu oleh kesepakatan gencatan tarif antara Amerika Serikat dan China awal pekan ini.

Indeks S&P 500 terus mencatatkan kenaikan sejak pagi. Akan tetapi Indeks Sentimen Konsumen kembali menurun pada bulan Mei, sementara ekspektasi inflasi satu tahun ke depan melonjak menjadi 7,3%, naik dari 6,5% pada bulan sebelumnya.

Saham-saham yang diperdagangkan melalui ETF berbasis S&P 500 dan Nasdaq turun sekitar 1% dalam perdagangan setelah jam pasar, setelah lembaga pemeringkat Moody's memangkas peringkat kredit AS satu tingkat. Moody's menyoroti peningkatan utang dan pembayaran bunga yang melebihi negara-negara dengan peringkat serupa.

Kendati demikian, S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones Industrial Average mencatatkan kenaikan mingguan setelah dibuka dengan reli tajam pada Senin lalu, menyusul kesepakatan jeda 90 hari dalam perang dagang antara Washington dan Beijing. Beberapa hari sebelumnya, Presiden AS dan Perdana Menteri Inggris juga mengumumkan kesepakatan dagang bilateral terbatas.

"Penguatan hari Jumat merupakan kelanjutan dari meredanya ketegangan dagang," ujar Lindsey Bell, Kepala Strategi Pasar di Clearnomics, New York. Ia menambahkan bahwa kombinasi ekonomi yang solid dan investor yang masih pesimistis bisa memicu volatilitas lebih lanjut, terutama karena isu tarif yang masih terus berkembang.

"Kita belum benar-benar keluar dari masa sulit ini," kata Bell. "Kita harus mencermati pergerakan pasar dari hari ke hari dan minggu ke minggu."

Paul Christopher, Kepala Strategi Investasi Global di Wells Fargo Investment Institute, menilai pasar saat ini bersikap "hati-hati optimistis" terhadap pelunakan kebijakan dagang, namun masih menanti kejelasan lebih lanjut dari kebijakan tarif AS.

"Kita bahkan belum melihat dampak sebenarnya ketika tarif mulai benar-benar terasa, saat perusahaan menaikkan harga dan konsumen menghadapi pilihan barang yang lebih sedikit dan terbatas," ujarnya.

Sementara itu, investor juga menunggu kejelasan terkait kebijakan pajak AS setelah RUU pajak besar-besaran dari Presiden Donald Trump gagal melewati tahapan prosedural penting di Kongres. Penolakan datang dari kelompok Republik garis keras yang menuntut pemangkasan anggaran lebih dalam.

Sebagai informasi, Indeks Dow Jones naik 331,99 poin atau 0,78% menjadi 42.654,74. S&P 500 menguat 41,45 poin atau 0,70% menjadi 5.958,38, sementara Nasdaq Composite naik 98,78 poin atau 0,52% menjadi 19.211,10.

Secara mingguan, S&P 500 naik sekitar 5,3%, Nasdaq melonjak 7,2%, dan Dow menguat 3,4%.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, hampir semuanya mencatatkan kenaikan, dengan sektor energi menjadi satu-satunya yang melemah (turun 0,18%). Sektor kesehatan menjadi pemenang terbesar dengan kenaikan 1,96% dalam satu hari setelah minggu yang penuh volatilitas.

UnitedHealth Group Inc mencatatkan kenaikan tajam 6,4% setelah delapan hari berturut-turut mengalami penurunan. Saham perusahaan ini bangkit meski dilaporkan sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS terkait dugaan pelanggaran hukum.

Saham Applied Materials turun 5,3% setelah melaporkan pendapatan kuartal kedua yang di bawah ekspektasi. Sementara itu, Charter Communications naik 1,8% usai mengumumkan rencana akuisisi pesaing swasta Cox Communications senilai $21,9 miliar.

Saham Verizon Communications naik 1,7% setelah Komisi Komunikasi Federal (FCC) menyetujui akuisisi senilai $20 miliar terhadap penyedia internet Frontier Communications, dengan syarat perusahaan telekomunikasi terbesar AS itu mengakhiri program keragaman dan inklusivitasnya.

Di Bursa New York, saham yang naik melampaui yang turun dengan rasio 2,72 banding 1. Terdapat 207 saham mencetak rekor tertinggi baru, sementara 34 menyentuh titik terendah. Di Nasdaq, 2.792 saham menguat dan 1.607 melemah.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 17,61 miliar saham pada hari Jumat, lebih tinggi dari rata-rata 17,04 miliar dalam 20 sesi terakhir.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tensi Global Mengendur, Mei Jadi Bulan Penguatan IHSG & Rupiah?

Next Article Dow Jones Dibuka Melemah, Berpotensi Terburuk Sejak 1970

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |