Jakarta, CNBC Indonesia - Kabupaten Mentawai memiliki banyak potensi yang dapat dioptimalkan. Selama ini, Mentawai dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit untuk kegiatan surfing atau berselancar di lepas pantai.
Di samping itu, Mentawai juga diberkahi oleh kekayaan alam melimpah. Hal itu tercermin dari banyaknya komoditas wilayah tersebut, seperti tanaman kopra, kelapa, rotan, hingga minyak nilam. Untuk itu, gencarnya pemerintah dalam melakukan hilirisasi sumber daya alam diyakini akan meningkatkan nilai tambah komoditas yang ada di Mentawai.
Bupati Mentawai Rinto Ridwan menjelaskan, Kabupaten Mentawai memiliki peluang investasi yang menjanjikan, baik di sektor hilirisasi komoditas hingga pariwisata. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mentawai pun telah bertemu dengan beberapa pengusaha untuk melakukan hilirisasi, salah satunya menyasar ke produk kelapa.
"Jadi beberapa sudah oke, sudah mengiyakan, minggu ini dan minggu depan mereka akan turun ke Mentawai mengecek potensi, potensi daripada kelapa kita apakah memungkinkan untuk dibangun pabrik. Jadi kalau memang memungkinkan untuk dibangun pabrik, mereka akan bangun pabrik," ujar dia dalam program Manufacture Check CNBC Indonesia, dikutip Selasa (3/6/2025).
Terkait hilirisasi kelapa, Rinto menyebut, satu butir kelapa nantinya dapat diolah menjadi empat varian produk kelapa. Di antaranya adalah kopra, daging kelapa menjadi kopra, lalu kemudian air kelapa menjadi minuman, minuman kemasan, bahkan juga bisa diolah menjadi produk turunan berupa nata de coco.
"Lalu kemudian arangnya juga sekarang lagi marak di Mentawai pengolahan arang kelapa, lalu kemudian sabut kelapa juga bisa kita olah menjadi coco fiber. Nah, empat inilah yang mau kita maksimalkan terlebih dahulu. Itu untuk kelapa," jelasnya.
Ridwan menambahkan, investor memandang produk air minum kelapa di Mentawai cukup prospektif. Ini mengingat, nilai investasi yang dibawa investor ke Mentawai diperkirakan mencapai Rp 20 miliar, terutama untuk pembangunan pabrik di daerah tersebut.
Beberapa investor lain disebut masih berada dalam daftar tunggu, karena mereka mau melihat dulu kondisi di Mentawai. Pemkab Mentawai pun berusaha meningkatkan ketersediaan energi listrik yang lebih stabil demi meyakinkan para investor.
"Supaya nanti para investor ini bisa terjamin kepercayaan mereka kepada Mentawai untuk menginvestasikan dana mereka di Mentawai," katanya.
Selain itu, ia menyatakan, komoditas minyak nilam juga diupayakan untuk diolah secara langsung di Mentawai. Beberapa investor sudah menyatakan minat untuk membangun fasilitas pemurnian minyak nilam di Mentawai. Tak hanya itu, hilirisasi berupa pengolahan rotan juga mulai mendapat perhatian serius dari Pemkab Mentawai.
Mentawai juga memiliki kekayaan laut yang melimpah dan dapat menjadi andalan bagi kabupaten tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Contohnya adalah teripang dan lobster. Rinto memastikan bahwa Mentawai tidak lagi mengekspor benih lobster. Pemkab Mentawai memilih untuk membudidayakan lobster tersebut terlebih dahulu, baru kemudian diekspor ketika sudah siap panen.
Lebih jauh, potensi besar Kabupaten Mentawai di sektor kelautan diharapkan dapat mendorong para investor untuk berinvestasi, termasuk untuk membangun cold storage dan pabrik es. Hal ini untuk memudahkan penyimpanan produk-produk olahan hasil laut di Mentawai.
Pemkab Mentawai juga menggenjot sektor pariwisata seiring adanya pembangunan infrastruktur dan bangunan seperti hotel dan mal di daerah tersebut. Hal ini diyakini akan meningkatkan kunjungan turis yang hendak melakukan surfing di Mentawai.
"Mentawai sekarang sangat menjanjikan karena banyaknya turis yang ada di Mentawai yang surfing. Kalau dikali-kali kan kalau misalnya mereka membuka investasi di Mentawai, mereka tidak akan rugi karena supply komoditas alam di Mentawai sangat cukup, lebih dari cukup dan tentu Mentawai menjadi salah satu alternatif wisata unggulan di Sumatera Barat karena akses dari Jakarta ke Mentawai tidak terlalu jauh dan tidak melelahkan," ungkap dia.
Rinto memaparkan, dalam satu tahun rata-rata kunjungan turis di Mentawai bisa mencapai 30.000 orang. Mayoritas turis tersebut biasanya melakukan kegiatan surfing yang sudah menjadi tren di Mentawai. Pihak Pemkab Mentawai pun menerapkan pajak surfing sekitar Rp 2 juta per orang.
"Jadi kalau kita kali-kalikan, jika ada 30.000 aja pe-surfing (peselancar) datang ke Mentawai, kali 2 juta sudah dapat sekitar Rp 60 miliar, lebih kurang itu. Bahkan, bisa lebih. Makanya ini yang coba kita maksimalkan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata atau surfing ini bisa maksimal. Target kita 2027, PAD kita bisa mencapai Rp 200 miliar di Mentawai," jelas dia.
Selain memaksimalkan wisata laut berupa surfing, Pemkab Mentawai juga ingin mengembangkan beberapa desa wisata. Sebagai contoh, Pulau Siberut yang masuk dalam Kepulauan Mentawai akan dibuat jalur budaya mulai dari Puro sampai Matotonan. Sepanjang jalur budaya ini akan dibangun rumah adat Mentawai yang menjadi tempat berkumpulnya pada pegiat kebudayaan.
Dengan demikian, para pegiat ini dapat leluasa mempromosikan budaya khas Mentawai seperti Tari Sikerei dan budaya lainnya. Pemkab Mentawai pun bisa mengoptimalkan PAD melalui wisata budaya tersebut.
"Nah, ini akan kita akomodir dulu di dalam wisata kita, supaya nanti ketika kita bergerak semua sudah diatur, dipayungi oleh peraturan daerah. Khusus untuk di perairan Mentawai ini kan pasti punya sumber daya yang cukup bisa potensial," pungkas dia.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bupati Mentawai Buka Investasi di Sektor Kelautan-Pariwisata
Next Article Video: Bupati Ungkap Kondisi Mentawai Usai Tak Lagi Jadi Daerah 3 T