Calon Kuat Paus Baru: Diplomat Ulung-Dekat Dengan China

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kardinal dunia akan menyelenggarakan konklaf untuk memilih paus berikutnya, Rabu (7/5/2025). Sejumlah nama mulai mencuat, salah satunya adalah Kardinal Pietro Parolin asal Italia.

Dalam laporan France24 yang mengutip AFP, pria Italia berusia 70 tahun itu menjabat sebagai menteri luar negeri, yang merupakan orang kedua yang efektif di Vatikan, selama hampir seluruh masa kepausan Paus Fransiskus. Ia juga merupakan eksponennya yang paling menonjol di panggung dunia.

Dengan ketenangan dan selera humornya yang halus, Parolin dikenal sebagai diplomat kawakan yang memiliki kemampuan poliglot serta pengalaman di Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Ia memainkan peran penting dalam memediasi pencairan hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba, serta membuat perjanjian penting Vatikan dengan China tentang penunjukan uskup.

Profil Pietro Parolin

Parolin lahir pada tanggal 17 Januari 1955, dalam sebuah keluarga Katolik yang taat di dekat Venesia di Italia utara. Ayahnya mengelola sebuah toko perangkat keras dan ibunya adalah seorang guru.

Masa kecilnya ditandai dengan kematian tragis ayahnya dalam sebuah kecelakaan mobil ketika ia berusia 10 tahun, dan panggilan hidupnya pun datang tak lama setelah itu.

Parolin masuk seminari pada usia 14 tahun, ditahbiskan sebagai pendeta pada usia 25 tahun, dan kemudian pergi ke Roma untuk belajar hukum kanon. Ia juga dilatih sebagai diplomat, bergabung dengan dinas diplomatik Takhta Suci pada tahun 1986, dan telah menghabiskan empat dekade terakhir menjelajahi dunia.

Misinya membawanya ke Nigeria hingga 1989, kemudian ke Meksiko (1989-1992), Rwanda yang dilanda perang, dan kemudian ke Venezuela dari 2009 hingga 2013.

Meskipun enggan mengomentari banyak isu sosial, Parolin telah menyatakan bahwa selibat imam bukanlah sebuah dogma, dan pada 2023 menggambarkan sebagai "tidak dapat dipertahankan" upaya untuk menghubungkan pelecehan seksual di Gereja dengan homoseksualitas.

Ia juga menggambarkan selibat sebagai "anugerah dari Tuhan untuk Gereja", telah mengecam aborsi dan ibu pengganti sebagai pelanggaran serius terhadap martabat manusia. Parolin telah mengkritik gagasan bahwa gender dapat berbeda dari jenis kelamin.

Karir Diplomatik

Fransiskus mengangkat Parolin tak lama setelah terpilih pada Maret 2013, dan mengangkatnya menjadi kardinal pada 2014. Ia sering kali berusaha meredakan amarah setelah mendiang Paus marah, terutama terkait perang Ukraina, ketika Fransiskus menyinggung Ukraina dan Rusia.

Fasih berbahasa Prancis, Inggris, dan Spanyol, Parolin mudah didekati tetapi berhati-hati di depan umum. Ia menghindari pernyataan apa pun yang dapat disalahartikan, tidak seperti Fransiskus yang sering berterus terang. 

Parolin juga terlibat dalam mediasi Vatikan yang berujung pada dimulainya kembali hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Kuba pada 2014. Ia juga berperan penting dalam penandatanganan perjanjian tahun 2018 antara Takhta Suci dan China tentang penunjukan uskup, yang kemudian diperbarui.

Kesepakatan tersebut memberi kedua belah pihak hak untuk menentukan penunjukan keuskupan. Parolin menganjurkan kesepakatan serupa dengan Vietnam.

Namun, kesepakatan itu dikritik oleh beberapa kalangan konservatif, khususnya warga Amerika. Mereka menuduh Parolin mengorbankan umat Katolik China.


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jelang Konklaf, Cerobong Asap Dipasang di Kapel Sistina Vatikan

Next Article Video: Vatikan Ungkap Stroke Penyebab Meninggalnya Paus Fransiskus

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |