Ciptakan Nilai Ekonomi, Begini Prospek AI di Tanah Air

2 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin pesat di dunia serta membawa banyak pengaruh ke berbagai kegiatan manusia. Pemerintah Indonesia pun mulai menyusun peta jalan AI sebagai panduan integrasi strategis menuju era digitalisasi berbasis AI.

Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, popularitas AI begitu tinggi di Indonesia. Namun, sejauh ini penggunaan AI di Tanah Air lebih banyak ditujukan untuk hiburan dibandingkan aktivitas produktif.

Padahal, apabila mengacu riset, AI diperkirakan akan menciptakan nilai ekonomi bagi Indonesia sebesar US$ 366 miliar pada 2030 mendatang. Tingginya potensi ekonomi tersebut membuat setiap negara berlomba-lomba mengembangkan sekaligus memaksimalkan AI.

"Setiap negara berlomba dengan menggunakan AI. Jadi mau tidak mau Indonesia juga harus melakukan adaptasi. Tidak hanya sekedar adopsi, tapi lebih kepada strategic integration menuju era baru," ujar dia dalam acara Coffee Morning Tech & Telco Edition, di Queens Head Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) sudah mulai menyusun Peta Jalan AI 2025 sebagai salah satu panduan untuk menerapkan strategi integrasi dari era kehidupan sebelumnya menjadi era baru digitalisasi berbasis AI. Melalui peta jalan ini, pemerintah juga mencoba menyusun etika dan prinsip penggunaan AI.

Tidak hanya itu, pemerintah juga sedang menyiapkan dua Peraturan Presiden (Perpres) terkait pemanfaatan AI di Tanah Air. Perpres tersebut ditujukan untuk meningkatkan manfaat ekonomi dan sosial dari keberadaan AI di Indonesia.

"Nah makanya dalam, balik lagi ke perpres, dua perpres yang kita sedang rancang adalah untuk mengarahkan AI ini lebih beneficial untuk Indonesia," kata Edwin.

Sementara itu, Deputy EGM Digital Product Telkom, Fauzan Feisal menjelaskan, Telkom senantiasa mendukung adopsi AI dalam sektor telekomunikasi digital di Tanah Air. Kendati begitu, Telkom menyadari bahwa pengembangan AI pada tahap awal harus dimulai dari penataan data yang kemudian akan menjadi fondasi pertama dalam penyusunan peta jalan AI bagi perusahaan.

Dia menyebut, pada 2026 nanti Telkom bakal berfokus untuk memperkuat integrasi AI ke proyek-proyek besar sekaligus memperluas pemerataan penggunaan AI agar teknologi ini bisa diakses hingga ke level UMKM. Selain itu, seiring dengan berkembangnya adopsi AI, Telkom juga hendak mereformasi kebijakan kemitraan agar kolaborasi menjadi lebih cepat.

"Biasanya kalau mau bermitra dengan Telkom itu luar biasa panjang, lama-lama ya maklum perusahaan giant gitu ya. Jadi itu salah satu yang akan kami reformasi adalah cara berkolaborasi dan berpartnership. Prosedur itu satu critical, penting," ungkap dia.

Menurut dia, meski sangat menjanjikan, pengembangan AI bukan hal yang mudah dilakukan oleh pelaku usaha. Terlebih lagi, hampir 90% perusahaan di dunia yang mengadopsi AI belum mampu balik modal. Alhasil, keputusan untuk berinvestasi pada AI harus dilakukan secara matang dan penuh pertimbangan.

Di samping itu, adopsi AI juga bakal lebih menantang ketika terdapat gap teknologi atau kapabilitas antar wilayah. Dia mencontohkan, perkembangan solusi digital di Jawa, khususnya Jakarta, sudah sangat kompleks. Banyak korporasi kini menuntut sistem analitik big data yang kompleks. Namun, kondisi berbeda terlihat di wilayah Indonesia Timur yang masih berada pada tahap dasar pemanfaatan teknologi.

Fauzan menekankan, untuk mendorong pemerataan pemanfaatan teknologi AI di Indonesia, diperlukan aktor baru yang ia sebut sebagai "pasukan ketiga". Pasukan ini adalah startup lokal dan pelaku usaha teknologi di daerah yang mampu membawa demokratisasi teknologi.

"Kalau saya nyebutnya pasukan ketiga. Teman-teman startup pengusaha lokal yang bisa membawa demokratisasi teknologi ke seluruh Indonesia," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, General Manager Technology Roadmap and Resource Strategy Telkomsel, Hermana Yuniadi mendukung langkah Komdigi yang menyusun peta jalan sekaligus panduan etika penggunaan AI di Indonesia. Dia menegaskan bahwa AI tidak dirancang untuk menggantikan peran manusia, melainkan untuk membantu berbagai kegiatan manusia.

Terdapat dua pilar utama yang menjadi dasar tata kelola AI, yakni transparansi dan akuntabilitas. Transparansi berkaitan erat dengan kemampuan AI dalam mengambil keputusan sedangkan akuntabilitas berkaitan dengan peran manusia dalam bertanggung jawab ketika memanfaatkan AI.

"Kita nggak bisa menyerahkan suatu keputusan kepada AI, tanpa tahu algoritma dia, tahapan-tahapan dia itu apa untuk memutuskan. Kalau salah satu istilah itu, orang bilangnya computational thinking," jelas dia.

Disisi lain, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah memandang bahwa AI telah menjadi sebuah keniscayaan, dan tidak bisa dihindari lagi. Untuk itu, pelaku industri digital harus menunggu kesiapan semuanya, baik dari sisi regulasi dan kesiapan hal lainnya.

"Roadmap AI, apakah kita harus melangkah dulu? Nah ini, Ini penting sekali, tapi menurut kami di Indosat, Kita harus melangkah, kami yakin bahwa pemerintah sedang menyiapkan, kerja keras menyiapkan roadmap-nya, etikanya, regulasinya, governance-nya, bagaimana berkolaborasi, bagaimana menyiapkan semua stakeholders-nya supaya siap, tapi kami di Indosat, mencanangkan bahwa, let's start," terang dia.

Di samping itu, dia menjelaskan, tanpa kolaborasi, Indosat sebagai perusahaan tidak mungkin bisa menjalankan ini semua. Kolaborasi adalah kata kunci, tentunya dengan dukungan pemerintah.

"Bagaimana kita bisa mencapai apa yang diperlukan. Jadi, sangat mengharapkan pemerintah ini, memerankan peran aktif yang luar biasa, agar semua ini bisa dicapai," tandas dia.

Sebagai informasi, Coffee Morning Tech & Telco Edition didukung oleh Telkom Indonesia, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutschinson, dan Queens Head Jakarta. Jangan lupa, pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Siap-Siap, Pemerintah Mau Terapkan Regulasi Baru Terkait AI

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |