Daftar Ledakan Bom di RI dalam 20 Tahun, Mana Paling Mematikan?

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah ledakan terjai di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat (7/11/2025).

Dalam keterangannya, Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menyebutkan setidaknya ada 54 korban luka-luka akibat kejadian ini. Ledakan yang terjadi di masjid sekolah itu terjadi pada saat ibadah salat jumat berlangsung.

Pihak kepolisian pun masih menyelidiki penyebabnya. Ada temuan benda mirip airsoft gun di lokasi kejadian, namun pihak kepolisian belum memastikan apakah itu senjata api atau rakitan atau lainnya.

Peristiwa ledakan bom di Indonesia sudah pernah beberapa kali terjadi. Salah satu yang terbesar adalah peristiwa bom bali pada 2002 silam yang merenggut nyawa ratusan orang. Berikut ini rangkuman peristiwa ledakan bom yang pernah melanda Indonesia berdasarkan beberapa sumber.

Bom Bali I (2002)

Pada 12 Oktober 2002, serangkaian ledakan bom menargetkan klub malam di Kuta, Bali, menewaskan 202 orang, sebagian besar wisatawan asing. Serangan yang dilakukan oleh kelompok Jemaah Islamiyah (JI) ini dianggap sebagai aksi terorisme paling mematikan dalam sejarah Indonesia.

Tragedi ini memicu reformasi besar-besaran dalam penanggulangan terorisme nasional, termasuk pembentukan Densus 88 Antiteror oleh Polri dan kerja sama internasional melawan jaringan teror.

Bom JW Marriott (2003)

Pada 5 Agustus 2003, sebuah bom mobil bunuh diri meledak di depan Hotel JW Marriott, Jakarta. Serangan ini menewaskan 12 orang dan melukai lebih dari 150 orang.

Aksi tersebut menjadi sinyal bahwa kelompok teroris, yang juga didalangi oleh jaringan JI, mulai menargetkan simbol-simbol kepentingan Barat di jantung ibu kota.

Bom Bali II (2005)

Pada 1 Oktober 2005, teror kembali menghantam Bali. Tiga serangan bom bunuh diri terjadi hampir bersamaan di Jimbaran dan Kuta, menewaskan 23 orang (termasuk pelaku) dan melukai lebih dari 100 orang.

Serangan ini mengkonfirmasi kerentanan Bali terhadap aksi teror dan menunjukkan bahwa penggunaan pelaku bom bunuh diri di Indonesia sudah semakin terorganisir.

Bom Ritz Carlton & JW Marriott (2009)

Pada 17 Juli 2009, Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, menjadi sasaran dua bom bunuh diri yang meledak hampir bersamaan.

Delapan orang tewas (termasuk dua pelaku) dan puluhan lainnya terluka. Peristiwa ini menunjukkan bahwa jaringan teror masih memiliki kemampuan menembus pengamanan hotel mewah dan melakukan serangan yang terkoordinasi.

Bom Masjid Az-Dzikra Cirebon (2011)

Pada 15 April 2011, seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di dalam Masjid Az-Dzikra, Markas Polresta Cirebon, saat anggota polisi sedang melaksanakan salat Jumat.

Ledakan ini melukai puluhan orang dan menjadi salah satu contoh awal serangan teroris yang menargetkan aparat kepolisian secara langsung di tempat ibadah.

Bom Sarinah (2016)

Pada 14 Januari 2016, serangkaian ledakan dan baku tembak terjadi di kawasan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.

Serangan ini melibatkan bom bunuh diri, pelemparan granat, dan penembakan di Pos Polisi serta gerai Starbucks. Lima pelaku dan dua warga sipil tewas, sementara 20 orang lainnya terluka.

Aksi ini diklaim oleh kelompok ISIS dan menandai kembalinya teror ke pusat ibu kota.

Bom Mapolresta Solo (2016)

Pada 5 Juli 2016, seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di Markas Polresta Solo, Jawa Tengah. Ketika itu para anggota kepolisian sedang melaksanakan rutinias apel pagi. 

Pelaku pun tewas di tempat dan satu anggota polisi mengalami luka-luka. Serangan yang terjadi menjelang Idul Fitri ini mengingatkan kembali bahwa institusi kepolisian menjadi salah satu target utama kelompok teroris.

Bom Kampung Melayu (2017)

Pada 24 Mei 2017, dua bom bunuh diri meledak di area terminal bus Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Ledakan terjadi di dekat toilet umum terminal, hingga merenggut nyawa tiga anggota Polri yang sedang bertugas serta dua pelaku, dan melukai sepuluh orang lainnya.

Serangan ini kembali membidik aparat keamanan yang tengah berjaga di fasilitas publik.

Bom Surabaya dan Sidoarjo (2018)

Pada 13-14 Mei 2018, Indonesia diguncang oleh serangan bom bunuh diri paling mematikan sejak Bom Bali I.

Tiga keluarga berbeda melakukan serangan terhadap tiga gereja di Surabaya, satu rusun di Sidoarjo, dan Markas Polrestabes Surabaya.

Total 28 orang tewas termasuk 13 pelaku dan puluhan lainnya luka-luka. Serangan ini menunjukkan tren baru dalam rekrutmen teroris. Melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak.

Bom Mapolrestabes Medan (2019)

Pada 13 November 2019, seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di area kantin Polrestabes Medan, Sumatera Utara. Pelaku tewas di tempat, sementara enam orang lainnya yang terdiri atas anggota polisi dan pekerja mengalami luka-luka.

Peristiwa ini kembali menegaskan pola penyerangan terhadap kantor polisi di berbagai daerah.

Bom Gereja Katedral Makassar (2021)

Pada 28 Maret 2021, dua pelaku bom bunuh diri, pasangan suami istri, meledakkan diri di gerbang Gereja Katedral Makassar saat jemaat merayakan Minggu Palma.

Kedua pelaku tewas dan sekitar 20 orang luka-luka. Serangan ini dilakukan oleh jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan menargetkan rumah ibadah umat Kristen.

Bom Polsek Astana Anyar (2022)

Pada 7 Desember 2022, aksi bom bunuh diri terjadi di Markas Polsek Astana Anyar, Bandung. Pelaku masuk ke area apel pagi lalu meledakkan diri. Pelaku tewas, satu anggota polisi gugur, dan belasan lainnya terluka.

Serangan ini menjadi aksi teror bom terakhir yang tercatat sebelum 2025.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |