Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto menyetujui rencana investor asal China Zhejian Huayou untuk menggantikan LG Energy Solution pada proyek investasi ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
Hal ini diputuskan usai Rapat Terbatas (Ratas) bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan CEO BPI Danantara Rosan Roeslani, di Istana Negara, Kamis (22/5/2025).
"Alhamdullilah sudah diputuskan, sudah disetujui oleh bapak Presiden, atas arahan bapak Presiden sekarang sudah dilakukan oleh konsorsium Huayou, dan ini tidak ada masalah lagi," kata Bahlil, saat memberikan keterangan pers, Kamis (22/5/2025).
Menurutnya proyek ini sudah tak lagi menemui masalah, dan siap untuk dibangun. Sebelumnya proyek ekosistem baterai kendaraan yang diinisiasi sejak tahun 2022 ini, berjalan lambat. Hingga pada akhirnya pemerintah memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kerja sama dengan LG Energy Solution.
Meski pada tahun Juli 2024 lalu, Presiden RI ke 7 Joko Widodo sudah meresmikan salah satu bagian investasi LG di Karawang, senilai US$ 1,2 miliar. Namun itu hanya bagian dari proyek yang dijalankan dari ekosistem baterai mobil senilai US$ 9,8 miliar atau setara Rp 165,3 triliun.
"US$ 1,2 miliar sudah jadi sebenarnya masih di jaman LG yang telah diresmikan oleh pemerintahan pak presiden sebelumnya. Sekarang tinggal kurang lebih sekitar US$ 8 miliar mulai juga sebagian dari hulu-hilir sampai dengan Baterai Cell, 20 gigawatt," kata Bahlil.
Bahlil menegaskan bahwa dirinya memutuskan untuk tidak lagi melakukan kerja sama dengan LG, lantaran negoisasi yang terus berjalan alot. Hingga diputuskan bahwa Huayou menjadi pengganti.
"Saya sebagai ketua Satgas waktu itu kemudian memutuskan untuk membatalkan apa yang dilakukan oleh LG, karena terlalu lama. Lalu kemudian saya bersama pak Rosan (Menteri Investasi) dan rapat dengan pak Erick (Menteri BUMN) untuk mencari penggantinya yaitu Huayou," katanya.
Dalam kesempatan itu, Bahlil juga mengungkapkan bahwa dalam komposisi konsorsium dengan Huayou porsi Indonesia tetap masih menjadi paling besar. Namun ia mengatakan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara nantinya akan ikut serta dalam pengembangan proyek berikutnya.
"Yang sudah firm sekarang adalah di angka 51% di hulu, kemudian di JV berikutnya sekitar 30%," katanya.
"JV berikutnya itu sekarang 30%, tapi kita lagi mengupayakan untuk ada kenaikan karena Danantara juga akan ikut berpartisipasi," sambung Bahlil.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Huayou Asal China Siap Gantikan LG di Proyek EV Indonesia
Next Article Awal 2025 Bakal Ada Kejutan dari Prabowo Soal Subsidi BBM