Ekonomi Inggris di Tepi Jurang, Pajak Tinggi Jadi Sorotan

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Inggris kembali melemah menjelang pengumuman anggaran tahunan pada 26 November mendatang. Produk domestik bruto (PDB) negara itu hanya tumbuh 0,1% pada kuartal III-2025, turun dari 0,3% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Menurut data Kantor Statistik Nasional (ONS) pada Kamis (13/11/2025), pertumbuhan tersebut lebih rendah dari perkiraan analis sebesar 0,2% dan jauh di bawah laju 0,7% yang tercatat pada kuartal pertama.

Perlambatan ini menjadi pukulan bagi pemerintahan Perdana Menteri Keir Starmer dari Partai Buruh yang berjuang menumbuhkan ekonomi sejak berkuasa pada Juli 2024.

"Perekonomian sedang berjuang untuk mendapatkan momentum yang layak dalam menghadapi pajak yang lebih tinggi," ujar Ruth Gregory, wakil kepala ekonom Inggris di Capital Economics, seperti dikutip AFP.

Ia menambahkan bahwa lemahnya ekspor juga turut menekan laju pertumbuhan.

Banyak analis menilai kebijakan fiskal ketat menjadi faktor utama perlambatan. Menteri Keuangan Rachel Reeves sebelumnya menaikkan pajak korporasi dalam anggaran pertamanya tahun lalu, dan kini mengisyaratkan kemungkinan kenaikan pajak penghasilan untuk mengurangi utang dan mendanai pelayanan publik.

"Masih banyak yang harus dilakukan untuk membangun ekonomi yang bermanfaat bagi para pekerja," kata Reeves menanggapi data terbaru. "Pada anggaran saya akhir bulan ini, saya akan mengambil keputusan yang adil untuk memperkuat ekonomi."

Data ONS juga mencatat pada September ekonomi Inggris berkontraksi 0,1% setelah serangan siber terhadap produsen mobil Jaguar Land Rover melumpuhkan sektor manufaktur.

"Pertumbuhan melambat lebih lanjut dengan sektor jasa dan konstruksi yang lebih lemah dibanding periode sebelumnya," ujar Direktur Statistik Ekonomi ONS Liz McKeown.

Tingkat pengangguran pun naik menjadi 5% pada kuartal ketiga, lebih tinggi dari perkiraan pasar. Kondisi ini menambah tekanan bagi pemerintah yang harus menyeimbangkan antara pengetatan fiskal dan dorongan pertumbuhan.

Meski pertumbuhan melambat, Bank of England (BoE) masih menahan suku bunga acuan di level 5,25% karena inflasi tahunan tetap di atas target 2%. Namun, sejumlah ekonom memperkirakan bank sentral dapat memangkas suku bunga pada Desember mendatang.

"Data pertumbuhan ini hampir memastikan penurunan suku bunga bulan depan, apalagi dengan pasar tenaga kerja yang juga melemah," ujar Rob Wood, kepala ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Ekonomi Inggris Kontraksi, Ambles 0,1%

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |