Ekonomi Kelas Menengah Sulit-Daya Beli Lesu, Industri Ini Jadi Korban

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha makanan dan minuman (mamin) yang tergabung dalam Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) melaporkan kinerja industri makan dan minuman hingga kuartal I-2025.

Pada periode tersebut, beberapa data terpantau mengalami penurunan di mana penyebabnya yakni daya beli masyarakat yang lemah dan turunnya angka masyarakat berpenghasilan menengah.

Hal ini tercermin pada indeks penjualan riil (IPR) kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang hanya tumbuh 1,3% pada kuartal I-2025, jauh di bawah pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 7,5%.

Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo mengatakan turunnya angka tersebut terjadi karena beberapa sebab, yakni daya beli masyarakat yang makin lesu dan penurunan masyarakat kelas menengah.

"Penurunan ini selain karena daya beli melemah, juga karena penurunan masyarakat kelas menengah, yang kini sampai 9,5 juta orang. Nah ini yang sebenarnya kami melihat mempengaruhi banyak sekali kinerja industri minuman," kata Triyono dalam paparannya terkait kinerja industri makanan dan minuman pada 2025, Rabu (14/5/2025).

Tak hanya itu saja, Triyono juga melihat ada pergeseran pola hidup masyarakat terutama masyarakat kelas menengah, di mana mereka kini lebih berhati-hati dalam berbelanja barang.

"Karakteristik produk kita adalah bukan produk primer. Jadi tentunya pada saat dimana ada keadaan tekanan yang mungkin konsumen merasakan bahwa mereka harus berhati-hati membelanjakan uangnya, mereka mulai menelisik produk-produknya, mereka akan memprioritaskan barang apa yang akan dibelinya," ujar Triyono.

Meski begitu, penurunan kelas menengah menjadi perhatian utamanya karena akan menambah dampak negatif bagi industri makanan dan minuman.

"Ini adalah beberapa kondisi atau faktor yang kami lihat, tentunya adalah penurunan kelas menengah itu menjadi utama. Kami melihat kalau ini memang, ini menjadi penurunan catatan bagi kita semua, kalau kita bisa, ini perlu diperhatikan," pungkasnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Manufaktur RI Terseok, Begini Jurus Emiten Bata Ringan Bertahan

Next Article Was-Was Soal Daya Beli, Investor Pantau Data Ekonomi RI Terbaru

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |