Ekonomi Sudah di 'Tepi Jurang', Ray Dalio: AS Setop Ngutang!

1 day ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan dan pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, kembali melontarkan pernyataan tajam soal arah ekonomi global dan kebijakan utang Amerika Serikat.

Dalam sebuah pernyataan, Dalio mengatakan bahwa dunia saat ini tengah berada di ambang akhir dari tatanan moneter global berbasis utang, menyusul ketidakseimbangan struktural antara negara-negara konsumtif dan negara-negara produsen utama dunia.

"Amerika Serikat memiliki terlalu banyak utang. Negara itu tidak bisa terus menambah utang seperti cara operasionalnya saat ini," tegas Dalio, dikutip dari akun Instagram pribadinya, @raydalio, Selasa (3/6/2025).

Adapun utang AS hingga Maret 2025 tercatat sebesar US$ 36,21 triliun (hampir setara Rp 593.000 triliun).

Menurut Dalio, AS yang merupakan konsumen terbesar dunia kini menjalankan perekonomian yang sangat bergantung pada utang pemerintah. Sementara itu, China sebagai produsen terbesar dunia justru menghasilkan barang-barang manufaktur dalam jumlah lebih besar dibandingkan gabungan AS, Jepang, dan Jerman.

"Mereka memproduksi dalam jumlah besar, menabung terlalu banyak, lalu membeli dolar," ujar Dalio.

Ia menekankan bahwa situasi ini menciptakan ketidakseimbangan global yang tidak berkelanjutan, baik dari sisi finansial maupun geopolitik. Ketergantungan global yang selama ini berlangsung, menurutnya, sudah berada di titik jenuh, terlebih di tengah meningkatnya ketegangan antarnegara.

"Kita tidak bisa terus menjalankan sistem uang berbasis utang seperti ini. Kita sudah berada di ujung tatanan dunia berbasis uang dan utang," tambah Dalio.

"Ini bukan sekadar persoalan finansial yang tak berkelanjutan. Di dunia yang nyaris perang, tidak mungkin ada ketergantungan timbal balik," ujar Dalio.

Meskipun memberikan peringatan keras, Dalio juga menyampaikan bahwa jalan keluar tetap terbuka jika negara-negara bersedia menempuhnya melalui kerja sama, ketenangan, dan analisis yang mendalam.

"Hanya melalui kerja sama, ketenangan, dan analisis mendalam kita bisa menyadari bahwa ketidakseimbangan ini tidak bisa dipertahankan," tegasnya.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Komponen Otomotif RI Masih Dilirik Pasar AS dan Korea

Next Article Ray Dalio Warning Utang AS, Sebut Bisa Alami 'Serangan Jantung'

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |