Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok Houthi di Yaman memberi sinyal bahwa mereka telah menghentikan serangan terhadap Israel dan kapal-kapal di Laut Merah. Langkah ini muncul di tengah gencatan senjata yang rapuh di Jalur Gaza.
Dalam surat tanpa tanggal yang ditujukan kepada Brigade Qassam Hamas dan dipublikasikan secara daring, Houthi memberikan alasan. Kelompok yang diyakini didukung Iran itu, menyatakan bahwa mereka akan menahan diri selama Israel tidak melanjutkan serangan di Gaza.
"Kami memantau perkembangan dengan saksama dan menyatakan bahwa jika musuh melanjutkan agresinya terhadap Gaza, kami akan kembali ke operasi militer kami jauh di dalam entitas Zionis, dan kami akan memberlakukan kembali larangan navigasi Israel di Laut Merah dan Laut Arab," tulis Kepala Staf Militer Houthi, Mayor Jenderal Yusuf Hassan al-Madani, seperti dikutip Associated Press (AP News), Rabu (12/11/2025).
Meski demikian, Houthi belum mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan penghentian kampanye militer mereka. Militer Israel menolak berkomentar atas laporan ini.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz sempat mengancam akan membalas Houthi "tujuh kali lipat" setelah serangan pesawat tak berawak ke Eilat pada September lalu yang melukai 22 orang.
Houthi mencuri perhatian global sejak perang Israel-Hamas pecah, dengan menyerang kapal dagang dan target Israel. Mereka mengklaim serangan itu bertujuan menekan Israel menghentikan perang, meski sebagian besar kapal yang diserang memiliki hubungan terbatas dengan konflik tersebut.
Serangan Houthi telah menewaskan sedikitnya sembilan pelaut dan menenggelamkan empat kapal. Aksi terakhir mereka pada 29 September menghantam kapal kargo berbendera Belanda Minervagracht, menewaskan satu awak dan melukai satu lainnya.
Gangguan ini berdampak besar terhadap jalur pelayaran dunia. Sebelum perang, sekitar US$1 triliun nilai barang melintasi Laut Merah setiap tahun. Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat, pendapatan Mesir dari Terusan Suez turun sekitar US$6 miliar pada 2024 akibat gangguan keamanan.
Meski intensitas serangan menurun, banyak perusahaan pelayaran masih memilih rute memutar melalui Tanjung Harapan. Sementara itu, Amerika Serikat sebelumnya melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi, termasuk menggunakan pesawat pengebom B-2 untuk menargetkan bunker bawah tanah kelompok tersebut.
Dalam waktu bersamaan, Houthi juga memperluas tekanan terhadap Arab Saudi dan menahan sejumlah pekerja PBB serta organisasi kemanusiaan, menuduh mereka sebagai mata-mata, tuduhan yang kemudian dibantah keras oleh PBB.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Arab Membara Lagi! Kapal Kargo Diserang di Laut Merah, Ulah Houthi?

2 hours ago
3

















































