Investor Kripto RI Diprediksi Tembus 28,65 Juta Akhir Tahun 2025

7 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah investor kripto di Indonesia tumbuh dari 13,31 juta ke 13,71 juta investor per Maret 2025. Jumlah ini diproyeksikan dapat menembus 28,65 juta investor hingga akhir tahun.

Meski demikian, nilai transaksi investasi kripto di Indonesia cenderung dalam tren penurunan. Per Maret 2025, transaksi kripto tercatat Rp32,45 triliun. Angka ini turun dibanding Februari 2025 sebesar Rp32,78 triliun.

Meski demikian, Ketua Umum ASPAKRINDO-ABI Robby mengatakan, kenaikan jumlah investor ini menunjukkan semakin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto sebagai salah satu alternatif instrumen investasi.

"Walaupun kondisi pasar kripto sempat mengalami koreksi ringan pada Maret lalu, kami melihat bahwa masyarakat Indonesia mulai memposisikan aset kripto sebagai bagian dari portofolio jangka panjang mereka. Sebab, aset kripto sebagai instrumen investasi digital dianggap menawarkan fleksibilitas dan berpotensi memberikan imbal hasil terbilang tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya," jelas Robby tertulis, dikutip Senin, (19/5/2025)

Robby yang sekaligus merupakan Chief Compliance Officer (CCO) Reku ini menambahkan bahwa peningkatan partisipasi ini turut didukung oleh faktor edukasi dan kemudahan akses terhadap produk-produk kripto.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa ia optimis transaksi dan jumlah investor kripto di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan Bitcoin, sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar juga memperkuat sentimen positif.

Menurut data CoinMarketCap pada Senin (19/5/2025), harga Bitcoin terus naik dari
$102.800 atau setara Rp1,6 miliar, dengan level tertinggi harian di $107.000.

"Kenaikan tersebut hanya terpaut kurang dari 3% dari All-Time-High (ATH) di $109.100 yang tercatat pada 20 Januari 2025 yaitu pasca pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kestabilan harga Bitcoin ini memicu optimisme baru, terutama di kalangan investor ritel," tambah Robby.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat transaksi kripto di Indonesia sepanjang bulan Februari turun 25,6% mencapai Rp 32,78 triliun. Meski demikian, penurunan ini diprediksi tidak akan lama.

Angka transaksi kripto ini turun signifikan dari bulan sebelumnya yang mencapai Rp44,07 triliun pada Januari. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto Hasan Fawzi menilai ini dipengaruhi kondisi global.

"Kemarin seperti diketahui, walaupun ya secara umum kalau kita lihat, khususnya aset kripto terbesar yaitu Bitcoin, tidak mengalami penurunan sedrastis seperti katakanlah aset-aset keuangan lain, misalnya yang terjadi kemarin karena ada gejolak perkembangan kebijakan tarif," ungkap Hasan kepada media, di Jakarta, Kamis, (24/4/2025).

Hasan melihat, indeks indikator fear and greed perdagangan kripto bergerak ke arah fear. Artinya, memang investor menahan diri untuk secara aktif melakukan transaksi.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Masa Depan Ekosistem Kripto Indonesia

Next Article Investor & Pelaku Pasar Sambut Inaugurasi Donald Trump

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |