Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan terhadap personal care terpantau meningkat pada kuartal III 2025. Kenaikan ini menjadi kabar baik bagi emiten yang memiliki bisnis personal care.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru yang menunjukkan kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tetap berada pada jalur ekspansi.
Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat tumbuh 5,04% secara tahunan (yoy) dan 1,43% secara kuartalan (qtq).
Capaian ini sedikit mengungguli konsensus pasar yang disusun CNBC Indonesia dari 13 lembaga riset dan keuangan, yang memperkirakan pertumbuhan berada di kisaran 5,01% yoy. Realisasi yang lebih tinggi dari ekspektasi ini mengindikasikan bahwa daya tahan permintaan domestik masih relatif solid meskipun kondisi eksternal belum sepenuhnya kondusif.
Kendati demikian, BPS mengingatkan bahwa angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan kuartal II-2025 yang mampu mencatat pertumbuhan 5,12% yoy. Artinya, momentum ekspansi ekonomi masih terjaga, namun menunjukkan moderasi sejalan dengan normalisasi konsumsi pasca fase pemulihan cepat awal tahun.
Mesin utama yang menopang PDB masih berasal dari konsumsi rumah tangga.
Menurutnya, aktivitas belanja masyarakat, khususnya di sektor jasa makanan & minuman serta akomodasi, tetap tumbuh tinggi. Dari sisi domestik, kinerja ekonomi ditopang konsumsi masyarakat yang masih terjaga. Indikasi pertama konsumsi per kapita jasa makanan & minuman, serta akomodasi masing-masing tumbuh 5,76% (yoy) dan 7,49% (yoy).
Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89% dan tercatat sebagai kontributor terbesar terhadap pertumbuhan PDB kuartal III-2025.
Yang menarik, konsumsi pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya tumbuh 4,21% (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2025 sebesar 2,91%. Termasuk di dalamnya adalah konsumsi produk perawatan kecantikan.
Pola konsumsi ini juga selaras dengan perubahan cara belanja masyarakat yang semakin digital. Aktivitas transaksi online dan belanja daring dari berbagai platform e-commerce terus mencetak kinerja positif, sejalan dengan peningkatan adopsi teknologi pembayaran, logistik yang lebih efisien, serta penetrasi internet yang semakin merata.
BPS mencatat pertumbuhan transaksi online retail dan marketplace mencapai 6,19% (qtq). Pertumbuhan paling tinggi tercermin pada kategori personal care, peralatan rumah tangga, pakaian, serta transportasi dan rekreasi, kategori yang merefleksikan pola belanja masyarakat berpendapatan menengah yang semakin berorientasi pada gaya hidup.
Bahkan nilai total transaksi digital pada kuartal III-2025 telah mencapai Rp200 triliun. Dari total nilai tersebut, kategori personal care menyumbang 17-18%, diikuti perlengkapan rumah tangga sekitar 14%, transportasi dan rekreasi masing-masing 13%, serta pakaian dan sepatu 11-12%.
Kinerja agregat ini semakin menegaskan bahwa konsumsi domestik tetap menjadi motor utama perekonomian Indonesia.
Di saat bersamaan, digitalisasi saluran belanja dan perubahan preferensi konsumen menuju platform daring telah memperluas basis demand, memperkuat struktur permintaan domestik, dan membantu menjaga momentum pertumbuhan di tengah dinamika global yang masih penuh ketidakpastian.
Dari sisi lapangan kerja, industri yang terkait kecantikan juga meloncat.
Pertumbuhan sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional melonjak 11,65% dibandingkan kuartal II-2025 yang tercatat 8,01%.
Sektor ini menjadi bintang di industri pengolahan non-migas yang tumbuh sampai double digit. Hanya ada tiga sub-sektor yang tumbuh double digit di industri pengolahan yakni industri logam, industri kimia, farmasi dan obat tradisional, serta mesin dan perlengkapan.
Pertumbuhan tersebut sejalan dengan meningkatnya sebagian besar kinerja keuangan di saham terutama yang berada di industri personal care pada kuartal III 2025.
PT Kino Indonesia Tbk (KINO) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan kenaikan laba paling tinggi dibandingkan yang lainnya.
Sementara, PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) berhasil membalikkan kerugian menjadi laba pada kuartal III 2025. Sayangnya berbanding terbalik dari TCID, PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) jutru membukukan kerugian dari laba bersih. Adapun, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) mencatatkan pertumbuhan laba 86,57%.
Dari sisi performa harga saham, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dam PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan dalam sebulan terakhir.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)

1 hour ago
1

















































