Mantan Bos BI: RI Harus Tiru Singapura, Jangan Terlalu Dekat AS-China

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang tarif impor antara Amerika Serikat (AS) dengan China sempat menghebohkan dunia. Pengenaan tarif resiprokal hingga ratusan persen tak hanya berpengaruh kepada kedua negara, tetapi juga negara-negara mitra dagang lainnya.

Belajar dari masalah ini, Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Soedradjad Djiwandono menilai sebaiknya Indonesia tidak perlu terlalu dekat dengan AS maupun China. Menurutnya, Indonesia harus menjaga keseimbangan hubungan dengan kedua negara agar tak terseret dalam konflik global.

"Kita tetap perlu menjaga imbangan antara China dengan Amerika jangan terlalu dekat dengan Amerika sehingga China marah jangan terlalu dekat sama China agar si Amerika tidak marah," ujar Soedradjad alam acara Kagama Forum Leaders, Rabu (14/5/2025).

Ia pun memberikan contoh negara tetangga RI, Singapura yang dapat menjaga posisi netral. Kendati berada di tengah persaingan antar kedua negara, Singapura tetap dapat menjaga netral.

"Kita perlu belajar dari negara kecil tetangga kita Singapura dapat terus menerus mengendalikan diri untuk tidak terlalu dekat dengan China dan tidak terlalu dekat dengan Amerika sehingga tetap aja jadi teman," ujarnya.

Soedradjad pun mengapresiasi tim negosiasi RI yang mengambil langkah cepat melakukan diplomasi ke AS setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor kepada negara mitra dagang. Menurutnya, langkah tersebut merupakan salah satu contoh bentuk menjaga keseimbangan.

"Kalau kita orang tidak terlalu kuat jangan sok-sok merasa hebat sekali lah tahu diri gak bikin onar menurut saya kita sudah berusaha dengan cara yang sangat bagus saya melihat delegasi kita ke Washington DC," ujarnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Diam-diam, China Mulai Melonggarkan Tarif Impor

Next Article Video: Singapura Ingatkan Perang Dunia Ke-3

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |