Melihat Proyeksi Ekonomi dan Politik di Tengah Ketidakpastian Global

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara year on year (yoy). Dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi kontraksi 0,98%. Padahal, secara keseluruhan tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 pertumbuhan ekonomi dipatok 5,2%.

Begitu juga dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2025-2029 yang termuat di dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025, disebutkan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025 sebesar 5,3%.

Melihat hal itu, tantangan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tidaklah mudah. Diperlukan strategi yang matang dalam waktu tiga bulan ke depan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi RI pada semester pertama 2025.

Bukan cuma kondisi di dalam negeri, pemerintah menyebut kondisi geopolitik dunia juga turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan eskalasi perang dagang, Indonesia justru diproyeksi menjadi salah satu bintang baru dalam peta perdagangan dunia lima tahun ke depan.

Menurut laporan DHL Trade Atlas 2025 menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari empat negara Asia yang diprediksi akan mencetak pertumbuhan perdagangan tercepat dan terbesar secara bersamaan pada periode 2024-2029.

Indonesia berada dalam kelompok eksklusif bersama India, Vietnam, dan Filipina, empat negara yang diproyeksikan akan menembus 30 besar dunia dalam dua dimensi utama pertumbuhan perdagangan, kecepatan (speed) dan skala (scale). Kombinasi ini mencerminkan tidak hanya kemampuan tumbuh cepat, tapi juga kontribusi nyata terhadap nilai perdagangan global secara absolut.

Indonesia secara khusus disebut dalam laporan sebagai negara yang "tengah diuntungkan oleh tren diversifikasi rantai pasok global." Dalam lanskap pasca-Covid dan tensi AS-Tiongkok, investor mulai mengalihkan manufaktur dan sourcing dari kawasan tradisional seperti Tiongkok menuju Asia Tenggara.

Laporan DHL Trade Atlas 2025 sejalan dengan proyeksi Bank terbesar di Asia Tenggara, Bank DBS Indonesia. Bank DBS Indonesia menilai Indonesia tetap berpeluang bangkit seiring potensi optimalisasi penanaman modal asing (FDI) serta pemanfaatan ekspor dan konfigurasi ulang Tiongkok+1. Terlebih lagi, di tengah persaingan global yang memanas, Presiden Prabowo Subianto menggarisbawahi pentingnya tetap 'tidak berpihak', tetapi mempertahankan keterkaitan dengan semua mitra global utamanya.

DBS Group Research juga memaparkan, pertumbuhan konsumsi dan sumber daya manusia juga terus terjadi. Indonesia terus menikmati keuntungan dari dividen demografis, bahkan ketika negara-negara tetangganya menghadapi penurunan jumlah penduduk usia kerja dan meningkatnya usia harapan hidup, sehingga menghasilkan masyarakat menua dengan cepat.

Sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar di kawasan ASEAN, Indonesia telah diuntungkan oleh model pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi. Selain kuantitas, pemerintah juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas angkatan kerja.

Untuk mengupas tuntas soal pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Bank DBS Indonesia memberikan dukungan dalam acara Asian Insights Conference dengan tema "Growth in a Changing World". Acara ini akan berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025 di Grand Ballroom Hotel Mulia, Jakarta.

Asian Insights Conference adalah platform utama bagi bisnis dan investor untuk menavigasi perubahan global dan regional. Bank DBS Indonesia memposisikan diri sebagai mitra keuangan yang terpercaya, menawarkan wawasan tentang tren kunci dan solusi untuk pertumbuhan.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: DBS Siap Gelar Asian Insights Conference 2025!

Next Article Prabowo & Sri Mulyani Benar! Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |