Melirik Strategi Ekonomi dan Politik Indonesia dari Para Ahli

8 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai negara terancam risiko resesi yang tinggi saat ini usai adanya perang tarif yang dimotori Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Seperti diketahui, Trump memberlakukan tarif bea masuk yang lebih tinggi kepada sejumlah negara mitra dagangnya, seperti Kanada, Meksiko, Tiongkok, serta Uni Eropa.

Trump pun telah mengumumkan mulai 2 April akan menerapkan tarif timbal balik kepada semua mitra dagangnya, salah satu negara yang disoroti adalah Korea Selatan. Kondisi ini pun semakin memperberat ketidakpastian ekonomi yang telah membayangi global sejak tahun lalu. Alhasil, alarm resesi sejumlah negara meningkat.

Meski begitu menurut catatan sejumlah pihak, situasi ekonomi nasional masih terbilang kondusif di tengah beratnya tantangan ekonomi global. Pemerintah, legislator, hingga kalangan ekonom melihat, aktivitas ekonomi di Indonesia masih terbilang berdaya tahan di tengah tak kondusifnya aktivitas ekonomi global.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia tetap berada dalam posisi yang baik. Dia mengutip data Bloomberg pada Februari 2025, yang menunjukkan probabilitas resesi Indonesia kurang dari 5%, jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Meksiko (38%), Kanada (35%), dan Amerika Serikat (25%).

Dia pun memastikan, pemerintah akan terus menjaga aktivitas ekonomi domestik dengan menjaga daya beli masyarakat, di tengah besarnya tekanan ekonomi global. Di mana permasalahan daya beli mencuat setelah munculnya deflasi tahunan menjelang periode Ramadan dan Lebaran.

Dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi ke depan, Bank DBS Indonesia melalui Asian Insights Conference akan membahas dampak perlambatan ekonomi global terhadap Indonesia. Dengan tema "Growth in a Changing World", acara ini akan berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025 di Grand Ballroom Hotel Mulia, Jakarta.

Asian Insights Conference adalah platform utama bagi bisnis dan investor untuk menavigasi perubahan global dan regional. Bank DBS Indonesia memposisikan diri sebagai mitra keuangan yang terpercaya, menawarkan wawasan tentang tren kunci dan solusi untuk pertumbuhan.

Berbagai narasumber dari beragam latar belakang bakal hadir dalam Asian Insights Conference. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan hadir untuk membahas tentang kisi-kisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kemudian turut hadir Executive Director of Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. Dalam kesempatan ini akan dibahas perubahan politik di bawah pemerintahan baru dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia, dengan fokus pada stabilitas politik dan tata kelola untuk menciptakan lingkungan investasi yang kondusif.

Asian Insights Conference juga menggelar sesi diskusi panel bersama Bank DBS Indonesia Chief Economist Taimur Baig dan Indonesia Economist Chatib Basri dengan tema "Beyond The Numbers: Charting Indonesia's New Economic Course".

Masing-masing narasumber akan menyediakan wawasan tentang prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2025 dalam konteks kebijakan global dan tantangan domestik. Selain itu, perspektif tentang bagaimana menavigasi ekonomi hijau dan digitalisasi di tengah perlambatan global serta tantangan global seperti proteksionisme, ketegangan energi, dan perlambatan ekonomi.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: DBS Siap Gelar Asian Insights Conference 2025!

Next Article Bank DBS Indonesia Raup Laba Bersih Rp 303,04 M di Januari

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |