Mereka yang Tertawa dan Menangis Karena Perang Dagang AS vs China Reda

8 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah komoditas mengalami lonjakan harga setelah Amerika Serikat (AS) dan China mengumumkan kesepakatan dagang.

Dikutip dari CNN International, Amerika Serikat dan China sepakat pada hari Senin untuk mengurangi secara drastis tarif atas barang masing-masing selama periode awal 90 hari, dalam sebuah terobosan mengejutkan yang telah meredakan perang dagang yang melelahkan dan mengangkat pasar global.

Pengumuman tersebut disampaikan dalam sebuah pernyataan bersama, menyusul maraton negosiasi dagang selama akhir pekan di Jenewa, Swiss, yang melibatkan para pejabat dari dua ekonomi terbesar dunia. Kedua pihak menyebut adanya "kemajuan substansial" dalam pembicaraan tersebut.

Keduanya juga menyatakan dalam pernyataan itu bahwa mereka mengakui pentingnya hubungan ekonomi dan perdagangan yang berkelanjutan, jangka panjang, dan saling menguntungkan.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada Senin bahwa pembicaraan dengan China berlangsung sangat produktif.

Kedua negara telah sepakat untuk memangkas tarif secara sementara. Tarif AS atas barang-barang China dipangkas menjadi 30%, dan tarif China atas impor dari AS diturunkan menjadi 10%.

Bessent mengatakan kepada program "Squawk Box" CNBC pada Senin bahwa ia berharap bisa kembali bertemu dengan perwakilan dari Beijing dalam "beberapa minggu mendatang" untuk mulai merumuskan kesepakatan yang lebih besar.

"Pasar menguat karena investor terkejut dengan kecepatan kemajuan kesepakatan tarif perdagangan China," kata Jeff Kilburg, CEO dari KKM Financial, kepada CNBC International.

Harga Komoditas: Ada yang Terbang, Banyak yang Jatuh
Usai kesepakatan AS vs China, harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam dua pekan pada Senin (12/5/2025).

Harga kedelai mencapai posisi tertinggi dalam lebih dari tiga bulan setelah Amerika Serikat dan China sepakat untuk menunda pemberlakuan tarif dagang selama 90 hari, memberikan angin segar bagi pasar.

"Tingkat tarif baru ini mengembalikan kondisi seperti sebelum 'Hari Pembebasan' dan mewakili de-eskalasi yang lebih baik dari perkiraan," ujar Ewa Manthey, analis komoditas ING, kepada Reuters,

Setelah kesepakatan antara dua konsumen minyak terbesar dunia, kontrak berjangka minyak mentah Brent (LCOc1) dan WTI AS (CLc1) ditutup naik sekitar 1,5%, melanjutkan kenaikan minggu lalu sekitar 4%. Kedua acuan tersebut sempat menyentuh level tertinggi sejak 28 April.

"Minyak mentah, yang sebelumnya tertekan oleh peningkatan produksi OPEC+, kini menjadi salah satu pemenang utama, dengan berita ini membantu menstabilkan prospek permintaan," kata Ole Hansen, analis Saxo Bank.

Kedelai telah menjadi komoditas pertanian AS yang paling terdampak dalam konflik dagang ini, karena China - importir kedelai terbesar dunia - mengalihkan pembelian dari AS ke Brasil, eksportir kedelai terbesar kedua dunia.

Seiring investor beralih ke aset berisiko, harga emas spot ambruk 2,7% ke $3.233,78.

Harga logam industri juga naik karena kekhawatiran pertumbuhan dan permintaan mulai mereda, meskipun pelaku pasar tetap berhati-hati.

Di London Metal Exchange (LME), harga tembaga acuan (CMCU3) naik 0,6% menjadi $9.502 per metrik ton, sementara aluminium (CMAL3) naik 2,3% menjadi $2.473.

"Tarif memang diturunkan untuk sementara waktu, tapi kita belum tahu apa yang akan terjadi setelahnya, dan apakah AS dan China akan bisa mencapai kesepakatan permanen," kata Callum Macpherson, kepala komoditas di Investec.

Berikut pergerakan harga komoditas usai kesepakatan dagang AS dan China:

(mae/mae)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |