Ngeri! Suhu Turun Drastis di Laut Alor, Ikan-Ikan Mendadak Pingsan

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena laut ekstrem terjadi di perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam waktu kurang dari satu jam, suhu air laut tropis di kawasan itu mendadak turun tajam dari sekitar 28°C menjadi 12°C.

Peneliti Ahli Madya BRIN, Achmad Sahri mengatakan, fenomena langka ini disebut Extreme Upwelling Event (EUE) dan belum pernah tercatat di wilayah tropis manapun di dunia. Ia menjelaskan, EUE adalah peristiwa naiknya massa air laut yang sangat dingin dari kedalaman menuju permukaan secara tiba-tiba.

"Biasanya penurunan suhu akibat upwelling di daerah tropis hanya dua derajat, tapi di Alor kami mencatat penurunan hingga sepuluh derajat dalam waktu sekitar satu jam," kata Sahri dikutip dari laman resmi BRIN, Sabtu (1/110/2025).

Guru Besar Oseanografi Universitas Diponegoro, Anindya Wirasatriya, yang memimpin riset bersama BRIN mengatakan, fenomena ini terjadi bersamaan dengan fase pasang purnama (spring tide) yang memicu pergerakan vertikal massa air dengan kecepatan sekitar 0,012 meter per detik. Selain suhu yang merosot, kata ia, kadar garam air laut meningkat dari 30 menjadi 36 PSU.

"Ini menandakan air dingin berasal dari lapisan laut dalam," imbuhnya.

Anindya bilang, fenomena ini berlangsung 1-4 hari dan bisa muncul dua kali sehari mengikuti pola pasang surut. Dampaknya langsung terasa bagi ekosistem laut setempat.

Banyak ikan tropis mengalami thermal shock atau "pingsan" akibat perubahan suhu mendadak, membuatnya mudah ditangkap warga. "Fenomena ini juga menarik lumba-lumba dan mamalia laut lain yang datang untuk berburu," ujarnya.

Para peneliti menyebut, besarnya perubahan suhu menunjukkan adanya kombinasi unik antara arus pasang surut, arus laut dalam, dan bentuk dasar laut yang sempit serta curam di wilayah Alor. Saat pasang naik, arus dari kedalaman bergerak ke utara sementara arus hangat Indonesian Throughflow (ITF) mengalir ke selatan.

Pertemuan dua arus ini menciptakan turbulensi kuat yang mendorong air dingin naik ke permukaan.

"Belum ada laporan fenomena serupa di laut tropis lain. Dinamika dan topografi Selat Mulut Kumbang memang sangat khas," jelas Anindya.

Potensi Riset dan Wisata Ilmiah

Selain nilai ilmiah, EUE juga membuka peluang bagi pengembangan wisata edukatif berbasis konservasi. Warga maupun wisatawan bisa menyaksikan aktivitas lumba-lumba dari tepi pantai tanpa harus mengganggu habitatnya.

BRIN bersama sejumlah universitas dalam dan luar negeri, termasuk Universitas Diponegoro, Universitas Tribuana Kalabahi, Universitas Sriwijaya, University of Maryland, Tohoku University, dan University of Tsukuba kini meneliti lebih lanjut interaksi antara dinamika oseanografi ekstrem dan perilaku mamalia laut di Alor.

"Fenomena ini jadi pengingat bahwa laut Indonesia sangat dinamis dan menyimpan banyak misteri. Di balik keindahannya, ada sistem alam yang kompleks yang masih terus kami pelajari," kata Sahri.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Geger Dunia Hilang Muncul di Wilayah RI, Peneliti Bocorkan Lokasinya

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |