Perang Baru Trump Menggila, 40 Orang Tewas Diserang Pasukan AS

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Donald Trump makin kencang menyerang kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba di wilayah perairan Karibia, dekat Venezuela. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan serangan terbaru ke sebuah kapal angkutan pada Jumat (24/10) waktu setempat, telah menewaskan 6 orang.

Dalam unggahan di akun X, Hegseth mengatakan ini adalah serangan pertama yang dilakukan pada malam hari. Adapun kapal yang diserang, menurut Hegseth, dioperasikan oleh geng Tren de Aragua.

Hegseth tak memperinci bukti yang menunjukkan bahwa kapal tersebut mengangkut narkoba. Ia hanya membagikan video berdurasi 20 detik yang menunjukkan kapal tersebut di atas air sebelum diserang oleh proyektil dan peledak dari pasukan AS.

Sejak September 2025, AS sudah melancarkan 10 operasi penyerangan ke kapal-kapal yang diduga membawa narkoba di Karibia dan Samudra Pasifik. Secara total, hampir 40 orang tewas dalam serangan bertubi-tubi AS, dikutip dari Reuters, Sabtu (25/10/2025)

Pada Kamis (23/10), Trump mengatakan pemerintahannya berencana memberikan pengarahan kepada Kongres AS mengenai operasi melawan kartel narkoba.

Trump menekankan meskipun ia tidak memerlukan deklarasi perang, operasi melawan kartel di darat akan menjadi prioritas berikutnya.

Sebagai informasi, militer AS telah meningkatkan kehadirannya di Karibia, termasuk pengerahan kapal perusak berpeluru kendali, jet tempur F-35, kapal selam nuklir, dan ribuan pasukan.

Serangan AS telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa pakar hukum dan anggota parlemen Demokrat, yang mempertanyakan apakah mereka mematuhi hukum perang.

Pekan lalu, Reuters menjadi yang pertama melaporkan bahwa dua orang yang diduga sebagai pengedar narkoba selamat dari serangan militer AS di Karibia. Mereka diselamatkan dan dibawa ke kapal perang Angkatan Laut AS sebelum dipulangkan ke negara asal mereka, Kolombia dan Ekuador.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah berulang kali menuduh bahwa AS berharap untuk menggulingkannya dari kekuasaan. Pada Agustus lalu, Washington menggandakan hadiahnya untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro menjadi US$50 juta.

Pemerintah AS menuduh Maduro memiliki hubungan dengan perdagangan narkoba dan kelompok kriminal. Hal ini dibantah Maduro.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Iran Bantah AS Hancurkan Pusat Nuklir: Tak Ada Ledakan Besar

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |