5 hours ago
2
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan penyedia layanan keuangan DigiAsia Corp berencana untuk membentuk cadangan treasury dalam bentuk Bitcoin (BTC). Hal ini sebagai langkah integrasikan aset digital ke dalam manajemen keuangan korporat.
Perusahaan akan mengalokasikan hingga 50% dari laba bersihnya untuk membeli BTC. Sebagai tahap awal, DigiAsia tengah menjajaki penggalangan dana hingga US$100 juta atau sekitar Rp 1,64 triliun guna membangun posisi BTC yang kuat dan mengoptimalkan hasil treasury melalui strategi kripto.
DigiAsia telah memulai diskusi dengan mitra teregulasi untuk merancang strategi imbal hasil BTC. Tujuannya adalah memastikan pengelolaan cadangan BTC berjalan aman dan efisien melalui mitra yang sesuai regulasi.
"Bitcoin merupakan investasi jangka panjang yang menjanjikan dan bisa menjadi fondasi diversifikasi treasury modern," ujar Prashant Gokarn, Co-CEO DigiAsia, dikutip dari keterangan resmi, Rabu, (21/5/2025).
Menurutnya, keputusan ini menunjukkan komitmen DigiAsia terhadap adopsi institusional atas kripto dan inovasi di bidang fintech serta blockchain.
DigiAsia berencana mempertahankan BTC sebagai aset cadangan digital jangka panjang. Perusahaan juga akan menerapkan solusi yang menghasilkan imbal hasil seperti peminjaman institusional dan staking melalui mitra teregulasi.
Dalam mendanai strategi ini, DigiAsia tengah menilai berbagai opsi pasar modal, termasuk penerbitan saham terhubung, obligasi konversi, hingga instrumen keuangan kripto terstruktur. Langkah ini bertujuan memperkuat struktur permodalan sembari menciptakan potensi imbal hasil tambahan.
Sebagai informasi, DigiAsia merupakan penyedia layanan keuangan sebagai layanan (FaaS) dengan model B2B2X di pasar negara berkembang. Layanannya mencakup pembayaran nontunai, dompet digital, dan perbankan digital.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta
Next Article 5 Aturan Baru Pinjol 2025: Batas Usia Peminjam hingga Bunga Tertinggi
