Prof Dr H Mustanir Yahya, MSc: Besarnya Keutamaan Bulan Haram

8 hours ago 2

ACEH BESAR (Waspada): Keutamaan bulan haram sangat besar, karena bulan-bulan ini ditinggikan dan dimuliakan oleh Allah Swt. Pahala amal saleh dilipatgandakan, sementara dosa juga lebih berat. Selain itu, terdapat larangan berperang dan umat Islam didorong lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Dr H Mustanir Yahya MSc (foto) menyampaikan hal itu dalam khutbah Jumat di Masjid Agung Al-Munawwarah Kecamatan Kota Jantho, Aceh Besar, Jumat (09/05/25), bertepatan dengan 11 Dzulqa’dah 1446 H.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Prof Mustanir menjelaskan, empat bulan dalam kalender Hijriyah yang dikategorikan sebagai bulan haram adalah Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Keempat bulan ini memiliki status kesucian yang tinggi. Umat Islam dianjurkan lebih menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat pada bulan-bulan ini.

“Amal ibadah yang dilakukan di dalamnya akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sementara dosa yang dilakukan pun akan mendapat ganjaran yang lebih berat,” tegasnya.

Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Allah menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36).

Prof Mustanir mengatakan, Allah memuliakan dan mengistimewakan bulan-bulan ini dengan menamainya sebagai bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut maksiat diharamkan dengan lebih keras. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di dalam kitab Taisir Al-Karimir Rahman menjelaskan bahwa maksiat pada bulan-bulan ini dilipatgandakan bahayanya.

Ibnu Abbas menjelaskan, Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram karena dianggap sebagai waktu yang suci. Maksiat yang dilakukan pada bulan-bulan itu dosanya akan lebih besar, sedangkan amal saleh yang dilakukan akan mendapatkan pahala yang lebih banyak.

Dalam Tafsir Al-Jalalain dijelaskan, larangan “janganlah menzhalimi diri kalian sendiri” maksudnya adalah larangan untuk berbuat maksiat pada bulan-bulan haram, karena dosanya jauh lebih berat.

“Tradisi penghormatan terhadap bulan-bulan haram sebenarnya telah ada sejak masa pra-Islam. Masyarakat Arab Jahiliyah menghentikan segala bentuk peperangan dan permusuhan pada bulan-bulan ini,” ungkapnya.

Hal ini menunjukkan, bulan haram telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial mereka. Meski mereka hidup dalam kondisi jahiliyah yang sarat dengan kebiasaan buruk seperti meminum khamr, berjudi, berzina, dan mengubur bayi perempuan, mereka tetap memuliakan bulan-bulan haram sebagai waktu yang aman dan penuh kedamaian.

“Tradisi ini menunjukkan, mereka masih memiliki kesadaran akan pentingnya perdamaian dan keadilan, sekalipun hidup dalam kebodohan moral. Ketika Islam datang, nilai-nilai ini diperkuat dan dijadikan sebagai bagian dari syariat yang sah,” ujar Imum Syik Masjid Kopelma Darussalam ini.

Menurut Prof Mustanir, disebut bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut dilarang melakukan berbagai hal, terutama berperang dan melakukan kekerasan. Pada masa Jahiliyah dan awal Islam, bulan-bulan ini dihormati sebagai waktu yang aman agar masyarakat bisa melaksanakan haji, berdagang, dan bepergian dengan tenang.

Selain itu, para ulama juga menjelaskan, larangan di bulan haram tidak hanya terbatas pada perang, tetapi juga mencakup larangan memperbanyak dosa dan melakukan kezaliman karena dosa-dosa yang dilakukan di bulan ini lebih berat di sisi Allah.

“Amalan yang dianjurkan pada bulan haram antara lain adalah meningkatkan ibadah seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan membaca Al-Qur’an. Puasa sunnah sangat dianjurkan, terutama pada bulan Muharram dengan puasa Asyura, dan Rajab meskipun tidak ada puasa khusus yang disyariatkan dalam Dzulqa’dah dan Dzulhijjah, kecuali puasa pada hari-hari istimewa seperti Arafah,” urainya.

Umat Islam juga dianjurkan bertaubat, memperbanyak istighfar, menjaga lisan dan akhlak, serta menjauhi permusuhan dan konflik.

Sebaliknya, tambah Prof Mustanir, perbuatan yang harus dihindari pada bulan haram antara lain adalah segala bentuk kezaliman, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap hak Allah. Maksiat dan dosa besar harus dijauhi karena dampaknya lebih berat. Pertikaian dan permusuhan harus dihindari, dan umat Islam tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap keutamaan waktu yang dimuliakan ini.

“Di antara hikmah ditetapkannya bulan-bulan ini sebagai waktu yang mulia untuk meningkatkan kualitas ibadah umat Islam serta menjaga kedamaian sosial. Allah Swt menjadikan bulan-bulan ini sebagai momentum melipatgandakan pahala dan dosa, sebagai pengingat untuk meninggalkan kezaliman, dan memperbanyak ketaatan,” pungkasnya.(b02)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |