RI Punya Sumber Gas Baru, Bisa Bersaing dengan LNG!

4 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berpotensi memiliki sumber gas baru, melalui hilirisasi batu bara menjadi synthetic natural gas (SNG). Hilirisasi ini rencananya akan dikembangkan oleh perusahaan pertambangan batu bara pelat merah, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, dengan menggandeng PT PGN (Persero) pihaknya sedang merencanakan pengembangan proyek hilirisasi menjadi SNG. Adapun, SNG sendiri bisa dimanfaatkan sebagai substitusi kebutuhan produk liquefied natural gas (LNG).

"Penelitian bersama PGN untuk mengembangkan synthetic natural gas atau SNG sebagai salah satu upaya pemanfaatan batubara kalori rendah sebagai alternatif dari substitusi LNG," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Arsal mengatakan, SNG yang akan diproduksi diharapkan bisa menambah portofolio energi gas di Indonesia. Di mana potensinya bisa sekitar 2,9 miliar (ton), yang berasal dari batu bara kalori rendah.

Adapun, proyek hilirisasi batu bara menjadi SNG tersebut akan memanfaatkan hingga 8,7 juta ton batu bara kalori rendah yang bisa menghasilkan hingga 240 BBTUD SNG.

Untuk mendukung itu, PTBA akan menjadi pemasok batu bara hingga pembangunan pabrik dan konversi. Sedangkan PGN akan menjadi penyedia infrastruktur rencana proyek tersebut.

"Skema visi yang disiapkan dalam proyek ini adalah PTBA sebagai coal supplier atau pemasok batubara, pembangunan pabrik dan konversi dilakukan oleh perusahaan pengelola atau processing company berbentuk joint venture antara PTBA, PGN, dan Mitra Teknologi. Jadi, kami nanti akan terlibat tidak hanya sebagai coal supplier, tapi juga di dalam joint venture-nya," imbuhnya.

Saat ini, pihaknya bersama dengan PGN tengah menyusun Head of Agreement (HOA) yang mana dalam waktu dekat, Arsal mengatakan pihaknya akan menyusun feasibility study (FS) untuk mengevaluasi aspek teknis, keekonomian, hingga formulasi harga yang kompetitif.

"Berdasarkan kajian sementara di tahun 2024, SNG yang dihasilkan ini nanti diproyeksikan akan kompetitif dibandingkan dengan harga LNG impor," ujarnya.

Nah, PTBA menargetkan, pada tahun 2026 proyek ini akan masuk pada progres FEED. Sedangkan, target pekerjaan konstruksi akan dimulai pada tahun 2028.

Dengan demikian, target operasi bisa dilakukan pada tahun 2032 mendatang. "Estimasi waktu konstruksi pabriknya berdasarkan masukan calon mitra teknologi yang memerlukan waktu kurang lebih 3,5 tahun," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hasan Nasbi: Saya Diperintahkan Presiden Lanjut Memimpin PCO

Next Article Aksi Hilirisasi Batu Bara PTBA Bisa Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |