Ritel dan Ecommerce Teriak Tercekik Biaya Transaksi Visa dan Mastercard

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang offline dan online di Eropa kompak meminta regulator Uni Eropa untuk bertindak untuk mencegah Visa dan Mastercard mengutip tarif transaksi yang mereka nilai terlampau tinggi.

Reuters melaporkan bahwa Visa dan Mastercard, yang mendominasi transaksi pembayaran menggunakan kartu di Eropa, kerap menerima keluhan dari peritel soal biaya yang mereka pungut. Para peritel menilai biaya tersebut ditetapkan tanpa transparansi.

Kelakuan Visa dan Mastercard mendorong industri ritel di Uni Eropa mendorong adopsi sistem pembayaran alternatif seperti euro digital untuk mengurangi ketergantungan terhadap dua perusahaan platform pembayaran asal Amerika Serikat tersebut.

Namun, implementasi mata uang digital di Eropa terkendala proses penyusunan undang-undang yang berjalan lambat.

"International Card Schemes [ICS] [seperti Visa dan Mastercard] bisa menaikkan biaya tanpa persaingan yang berarti dan tuntutan regulasi. Mereka juga menerapkan sistem biaya dan aturan yang sangat kompleks dan rumit yang sulit dipahami oleh pihak lain, apalagi digugat, soal apa yang dibayar dan kenapa," kata perwakilan para peritel dalam surat kepada Komisi Uni Eropa yang dikutip Reuters.

Para peritel Uni Eropa mengutip laporan dari Brattle Group yang menggambarkan kenaikan kumulatif biaya yang dikenakan Visa dan Mastercard. Kenaikan kumulatif biaya yang dipungut mencapai 33,9 persen antara 2018 dan 2022, rata-rata 7,6 persen per tahun, lebih tinggi dari inflasi. Namun, konsumen dan pedagang di Uni Eropa tidak merasakan peningkatan layanan yang setimpal.

Visa menyatakan biaya yang mereka kenakan mencerminkan nilai layanan yang mereka berikan ke institusi keuangan, pedagang, dan konsumen di Eropa.

"Ini termasuk pencegahan penipuan dan tingkat keamanan yang tinggi, ketahanan operasi dan keandalan yang nyaris sempurna, berbagai pelindungan konsumen dan produk berkualitas tinggi dan inovatif, serta layanan yang memenuhi permintaan pedagang dan konsumen," kata juru bicara Visa dalam pernyataan yang diberikan kepada Reuters.

Mastercard tidak merespons permintaan komentar dari Reuters.

Surat yang dikirim ke Komisi Eropa ditandatangani oleh perwakilan EuroCommerce, Ecommerce Europe, Independent Retail Europe, European Association of Corporate Treasurers dan European Digital Payments Industry Alliance.

Perusahaan anggota asosiasi tersebut meliputi Aldi, Amazon, Carrefour, eBay, H&M, Ikea, Intersport, Marks & Spencer, dan Teya.

Dalam surat tersebut, para perusahaan meminta Komisi Eropa mengambil tindakan dengan dasar aturan anti-monopoli Uni Eropa. Mereka juga meminta agar aturan soal biaya transaksi diubah dengan menerapkan batas atas, transparansi, kewajiban anti-diskriminasi, dan. perangkat untuk mengawasi aksi para penyedia layanan pembayaran.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Duel Ultra-Thin Flagship, Samsung S25 Edge Vs iPhone 17 Air

Next Article Uni Eropa Kena 'Gampar' WTO, Pengusaha Sawit RI Buka Suara

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |