Bandung, CNBC Indonesia - AirNav Indonesia memetakan sejumlah kota yang diprediksi menjadi tujuan penerbangan terpadat selama periode Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Meski titik keberangkatan tersibuk tetap berada di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, AirNav menyebut lonjakan permintaan tujuan perjalanan akan mengalir terutama ke kawasan timur Indonesia.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Capt. Avirianto Suratno mengatakan, destinasi-destinasi tersebut menjadi pusat pergerakan karena tradisi perayaan Natal dan Tahun Baru yang kuat di wilayah timur.
"Ya, khususnya Bali, Makassar, Papua, NTT (Nusa Tenggara Timur). Itu kan dari Papua banyak yang merayakan Natal dan Tahun Baru ya. Jadi di timur itu lebih dominan lah, ke NTT, sehingga kita persiapan ke sana itu lebih ditingkatkan," kata Avirianto dalam konferensi pers di Bandung, Rabu (12/11/2025) malam.
Traffic Penerbangan Tidak Melonjak Signifikan, Ada Apa?
Sementara itu, Direktur Operasional AirNav Indonesia Setio Anggoro mengungkapkan, secara operasional, AirNav setiap harinya memang telah menangani jumlah pergerakan pesawat yang relatif tinggi.
"Di AirNav kita sehari itu mengelola sekitar 4.000 sampai 5.000 flight," ujar Setio dalam kesempatan yang sama.
Dari angka tersebut, sekitar 70 persen merupakan penerbangan domestik. "Secara perhitungan, traffic domestik itu merepresentasi 70% dari total traffic AirNav. Jadi dari sekitar 4.000-an traffic itu, yang penerbangan domestik sehari bisa 3.000-an, kemudian internasional, dan overflying," jelasnya.
Dengan baseline hari biasa yang sudah tinggi, peningkatan pada masa Nataru secara statistik memang terlihat tidak melonjak drastis. Namun, Setio menegaskan, kenaikan tetap ada dan dihitung secara konservatif.
"Ini proyeksi traffic tahun 2022, 2023, 2024. Jadi berdasarkan traffic harian, kita bisa capture 20 hari. Ini dari tanggal 18 Desember 2025 sampai dengan tanggal 4 Januari 2026, dimana total pergerakan selama masa peak season diprediksi sebanyak 76 ribu sekian, rata-rata pergerakan per hari 4.276, dengan proyeksi peningkatan dibanding tahun lalu 3,5 persen," terang dia.
Ia menuturkan, angka ini tergolong konservatif karena kondisi armada maskapai yang masih mengalami tantangan ketersediaan.
"Ini amat sangat konservatif, mengingat traffic domestik saat ini masih ada tantangan dari sisi ketersediaan armada dari maskapai," pungkasnya.
Foto: Konferensi Pers mengenai Program AirNav Indonesia Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Bandung, Rabu (12/11/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Konferensi Pers mengenai Program AirNav Indonesia Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Bandung, Rabu (12/11/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
(dce)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
3

















































