Sulap Batu Bara Jadi Gas, Investasinya Sampai Rp 52,72 Triliun

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memiliki rencana untuk melakukan hilirisasi batu bara menjadi Synthetic Natural Gas (SNG) dengan nilai investasi mencapai US$ 3,2 miliar setara Rp 52,72 triliun (asumsi kurs Rp 16.477 per US$).

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengungkapkan pihaknya bersama dengan PT PGN Persero menilai SNG dari batu bara tersebut bisa menggantikan posisi Liquefied Natural Gas (LNG) termasuk untuk kebutuhan dalam negeri.

Kelak, rencana proyek tersebut akan dibangun di Kawasan Industri Tanjung Enim, Sumatera Selatan. "Proyek ini tentunya bertujuan untuk mencari alternatif solusi kebutuhan gas nasional, yang harapannya dapat menambah diversifikasi portofolio energi gas nasional," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Selasa (6/5/2025).

Adapun, proyek hilirisasi batu bara menjadi SNG tersebut akan memanfaatkan hingga 8,7 juta ton batu bara kalori rendah yang bisa menghasilkan hingga 240 BBTUD SNG.

Untuk mendukung itu, PTBA akan menjadi pemasok batu bara hingga pembangunan pabrik dan konversi. Sedangkan PGN akan menjadi penyedia infrastruktur rencana proyek tersebut.

"Skema visi yang disiapkan dalam proyek ini adalah PTBA sebagai coal supplier atau pemasok batubara, pembangunan pabrik dan konversi dilakukan oleh perusahaan pengelola atau processing company berbentuk joint venture antara PTBA, PGN, dan Mitra Teknologi. Jadi, kami nanti akan terlibat tidak hanya sebagai coal supplier, tapi juga di dalam joint venture-nya," imbuhnya.

Saat ini, pihaknya bersama dengan PGN tengah menyusun Head of Agreement (HOA) yang mana dalam waktu dekat, Arsal mengatakan pihaknya akan menyusun feasibility study (FS) untuk mengevaluasi aspek teknis, keekonomian, hingga formulasi harga yang kompetitif.

"Berdasarkan kajian sementara di tahun 2024, SNG yang dihasilkan ini nanti diproyeksikan akan kompetitif dibandingkan dengan harga LNG impor," ujarnya.

Lebih jauh, dia mengungkapkan tahun 2026 pihaknya menargetkan masuk pada progres FEED. Sedangkan, target pekerjaan konstruksi akan dimulai pada tahun 2028. Dengan demikian, target operasi bisa dilakukan pada tahun 2032 mendatang.

"Estimasi waktu konstruksi pabriknya berdasarkan masukan calon mitra teknologi yang memerlukan waktu kurang lebih 3,5 tahun," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Kuasai Seluruh Gaza, Israel Perluas Operasi Militer

Next Article Aksi Hilirisasi Batu Bara PTBA Bisa Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |