Tarif Trump Bikin Pening, Raksasa Otomotif Ini Naikkan Harga Mobil

8 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa otomotif asal Amerika Serikat, Ford Motor Co, mengumumkan kenaikan harga pada tiga model kendaraannya yang diproduksi di Meksiko, efektif mulai 2 Mei. Langkah ini menjadikan Ford sebagai salah satu pabrikan besar pertama yang menyesuaikan harga setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberlakukan tarif impor baru.

Kenaikan harga tersebut mencakup model SUV listrik Mustang Mach-E, pikap Maverick, dan Bronco Sport, dengan peningkatan mencapai hingga US$2.000 pada beberapa varian, berdasarkan pemberitahuan yang dikirimkan kepada dealer dan ditinjau oleh Reuters.

Kenaikan harga ini diumumkan di tengah pengakuan Ford bahwa perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif Trump akan menambah biaya sekitar US$2,5 miliar pada 2025. Meskipun demikian, Ford memperkirakan dapat mengurangi dampak biaya tersebut sekitar US$1 miliar.

Sementara itu, pesaing utamanya, General Motors (GM), memperkirakan bahwa tarif tersebut akan menambah biaya produksi sebesar US$4 miliar hingga US$5 miliar, namun diharapkan bisa menekan dampaknya hingga 30%.

Seorang juru bicara Ford menyatakan bahwa kenaikan harga akan berdampak pada kendaraan yang diproduksi setelah 2 Mei dan baru akan tiba di dealer pada akhir Juni. Juru bicara tersebut menegaskan bahwa penyesuaian harga tersebut merupakan bagian dari "aksi penyesuaian harga pertengahan tahun yang biasa," ditambah dengan beberapa tarif impor yang dihadapi.

"Kami tidak sepenuhnya membebankan biaya tarif kepada pelanggan kami," ungkapnya, dilansir dari Reuters.

Kebijakan tarif Trump telah menciptakan ketidakpastian di sektor otomotif, baik di Amerika Serikat maupun di Eropa. Para produsen mobil besar terpaksa menarik perkiraan penjualan, mengalihkan produksi, dan bahkan menghentikan operasi di beberapa pabrik.

Meskipun ada tekanan kuat dari industri otomotif, Trump melonggarkan sebagian tarif impor suku cadang mobil asing dengan memberikan kredit bagi produksi yang dilakukan di dalam negeri, guna menghindari tarif ganda pada bahan baku.

Namun, Gedung Putih tetap memberlakukan tarif 25% pada 8 juta kendaraan yang diimpor Amerika Serikat setiap tahun. Analis memperkirakan bahwa penjualan mobil di AS bisa turun lebih dari 1 juta unit per tahun jika tarif ini terus berlanjut.

Adapun Ford dinilai berada pada posisi yang lebih baik dibandingkan beberapa kompetitornya dalam menghadapi dampak tarif tersebut berkat basis produksi domestiknya yang kuat. Berdasarkan analisis Barclays, sebanyak 79% kendaraan Ford yang dijual di AS dirakit di dalam negeri, dibandingkan dengan GM yang hanya mencapai 53%.

Namun, Ford tetap bergantung pada impor dari Meksiko untuk salah satu model populernya, yakni Maverick. Sejumlah pabrikan besar AS juga menghadapi kenaikan harga signifikan pada model-model murah yang diproduksi di negara tersebut.

Selain dari Meksiko, Ford dan GM juga menghadapi beban tarif tinggi untuk impor dari China dan Korea Selatan. GM memperkirakan biaya impor dari Korea Selatan mencapai US$2 miliar, sementara Ford enggan menyebutkan angka spesifik terkait biaya impor dari Cina.

Pabrikan mobil yang mengandalkan ekspor ke Amerika Serikat kini menghadapi tekanan harga yang meningkat. Sebanyak 12 pabrikan mobil besar, termasuk Toyota dan GM, mengimpor setidaknya 40% kendaraan yang mereka jual di AS, dengan Volkswagen dan Hyundai Motor mengimpor lebih dari 60%, menurut data S&P Global Mobility tahun 2024.

Sebelum langkah Ford, sebagian besar pabrikan mobil belum menaikkan harga, meskipun mereka telah memperingatkan bahwa penyesuaian harga akan terjadi.

Porsche menyatakan akan menaikkan harga jualnya jika tarif terus diberlakukan, sementara merek Audi milik Volkswagen juga mengindikasikan kenaikan harga meskipun tanpa rincian.

Di sisi lain, BMW memperkirakan bahwa tarif mobil AS akan turun mulai Juli, berdasarkan komunikasi dengan pejabat AS. Pandangan ini lebih optimistis dibandingkan para pesaingnya.

Chief Financial Officer GM, Paul Jacobson, mengungkapkan kepada para analis pekan lalu bahwa GM tidak mengantisipasi kenaikan harga dalam waktu dekat, dan menyatakan bahwa mereka "merasa baik dengan kondisi harga saat ini".


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Perang Dagang, Sektor Otomotif Butuh Dukungan Ini

Next Article Trump Jadi Presiden AS, Xi Jinping Ancang-ancang Lakukan Ini

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |