Tgk Awaluddin: Islam Anjurkan Meneladani Rasulullah SAW Dalam Menjaga Keseimbangan Alam

3 hours ago 2

ACEH BESAR (Waspada.id): Ajaran Islam yang mulia menganjurkan pentingnya setiap jiwa meneladani Rasulullah saw dalam menjaga keseimbangan alam sebagai bagian dari tanggung jawab keimanan dan keberlanjutan kehidupan.

Hal tersebut disampaikan Tgk. Awaluddin, S.Pd.I, M.Pd, dalam khutbahnya di Masjid Al Ikhlas Ie Alang Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Jumat (19/12/25), bertepatan 28 Jumadil Akhir 1447 H.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Menjaga dan merawat lingkungan tanggung jawab bersama sebagai makhluk hidup di bumi ini,” ujar Tgk. Awaluddin. Ia menegaskan, upaya melestarikan alam tidak hanya akan memberikan manfaat bagi manusia, tetapi juga untuk seluruh makhluk hidup.

Menurutnya, kepedulian terhadap lingkungan akan menjaga keseimbangan ekosistem sehingga setiap organisme dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan maksimal. “Jika satu spesies mengalami gangguan atau punah, hal ini dapat mengakibatkan dampak berantai pada organisme lainnya, termasuk manusia,” katanya.

Ia juga menjelaskan, bahwa menjaga lingkungan berarti menjaga sumber daya alam. Hutan yang lestari memberikan kayu, oksigen, serta habitat bagi berbagai spesies, sementara air bersih dan tanah yang subur merupakan aset berharga yang perlu dijaga agar dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang.

“Menjaga lingkungan merupakan salah satu perbuatan yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Perbuatan menjaga lingkungan itu dicatat sebagai pahala karena merupakan bagian dari sunah Nabi Saw.,” jelasnya.

Lebih lanjut, Tgk. Awaluddin yang juga Kepala Madrasah Aliyah Pesantren Modern Al-Manar, Aceh Besar, menyampaikan bahwa Rasulullah Saw menganjurkan umat Islam menggunakan sumber daya alam secara efisien. Ia mencontohkan penggunaan air, meskipun air melimpah, Rasulullah Saw tetap mengajarkan untuk tidak berlebihan. “Bisa jadi di suatu tempat air melimpah, sementara di tempat lain terjadi kekeringan dan manusia bertikai untuk berebut air bersih,” ujarnya.

Perintah efisiensi tersebut, kata dia, merujuk pada hadis dari Abdullah bin Umar bin Ash, ketika Rasulullah saw menegur Saad yang sedang berwudhu karena boros menggunakan air. Saat Saad bertanya apakah dalam wudhu pun tidak boleh boros, Rasulullah Saw menjawab, “Ya tidak boleh boros meskipun kamu berwudhu di sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad).

Selain itu, Rasulullah saw juga menganjurkan pemanfaatan sumber energi di muka bumi untuk kepentingan bersama dan dikelola secara komunal, bukan untuk kepentingan pribadi atau dimonopoli.

“Oleh sebab itu perlu dilakukan berbagai upaya yang memiliki dampak nyata terhadap pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan melakukan penghijauan,” katanya. Menurutnya, penghijauan memiliki fungsi ekologis yang sangat vital karena dapat mengembalikan fungsi tanah sebagai resapan air dan menyimpan cadangan air saat krisis melanda.

Ia mengatakan, bahwa perilaku menanam pohon telah dicontohkan oleh Rasulullah saw sebagaimana hadis dari Anas bin Malik ra yang menyebutkan, “Apabila kiamat tiba terhadap salah seorang di antara kamu dan di tangannya ada benih tumbuhan maka tanamlah.”

Tgk. Awaluddin juga mengingatkan bahwa pencemaran lingkungan, baik dalam skala kecil maupun besar, memiliki dampak yang sama, yaitu mengotori keasrian alam. Rasulullah SAW, lanjutnya, melarang sahabat untuk kencing di air yang tergenang karena dikhawatirkan ada orang lain yang mandi di dalamnya. Selain itu, buang air kecil dan besar di bawah pohon juga tidak dibenarkan karena meninggalkan bau dan kesan tidak nyaman bagi orang yang berteduh.

Larangan tersebut ditegaskan Rasulullah saw dalam sabdanya, “Janganlah salah seorang dari kalian kencing dalam air yang diam yaitu air yang tidak mengalir kemudian ia mandi di dalamnya.” (HR. Bukhari).

Ia menuturkan bahwa hutan sebagai sumber asupan oksigen utama memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Menebang pohon tanpa prosedur yang benar dapat mengancam keseimbangan ekosistem, mengurangi kadar oksigen, serta menghilangkan habitat hewan. Hal ini juga diperingatkan Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 56 yang artinya, “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik.”

Selain itu, Rasulullah saw juga mengenalkan konsep zona konservasi alam yang dilarang untuk dimiliki secara pribadi dan tidak boleh didirikan bangunan. Kawasan tersebut diperuntukkan bagi kepentingan bersama, seperti padang rumput dan tempat menggembalakan hewan.

“Rasulullah menekankan pentingnya konsep hima ini,” jelasnya, seraya mengutip hadis riwayat Muslim dari Jabir yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw memaklumkan Madinah sebagai tanah suci yang pohon-pohonnya tidak boleh ditebang dan binatang-binatangnya tidak boleh diburu.

“Kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan sangat bergantung pada kesehatan lingkungan. Apabila lingkungan sudah rusak maka manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup secara normal. Sedangkan berbuat kerusakan di muka bumi ialah perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt,” tegas Tgk. Awaluddin. (id66)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |