Tok! Zulhas Buat Keputusan Penting Soal Pangan, Ada Daging Sapi-Garam

6 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengumpulkan sejumlah menteri yang menangani isu pangan di kantornya pagi hari ini, Jumat (16/5/2025). Pertemuan itu membahas evaluasi neraca komoditas, terutama menyangkut impor sejumlah bahan pangan strategis seperti daging sapi beku, sapi bakalan, beras, jagung, hingga garam.

Hadir dalam pertemuan tersebut Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Bos Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.

"Barusan kita sesuai dengan aturan, neraca komoditas itu selambat-lambatnya tiga bulan harus kita evaluasi. Nah ini barusan selesai," kata Zulhas saat konferensi pers usai rapat.

Zulhas pun mengungkapkan, tidak semua komoditas berjalan sesuai rencana sebelumnya. Ia mencontohkan soal impor daging kerbau yang semula diminta oleh Kementerian Pertanian sebesar 200 ribu ton, tapi hingga saat ini realisasinya masih minim. Akibatnya, kuota itu dipangkas separuh.

"Ternyata yang masuk sampai hari ini sedikit, jadi kita kurangi separuh, tinggal 100.000 ton saja. Dikurangi, bukan ditambah," ujarnya.

Fokus ke Sapi Hidup, Impor Daging Beku Ditekan

Adapun salah satu fokus utama pemerintah kali ini adalah penguatan penggemukan sapi bakalan. Untuk itu, katanya, pemerintah telah memutuskan menambah kuota sapi hidup atau bakalan, tetapi di saat bersamaan juga dilakukan pengawasan pada impor daging sapi beku, agar peternak lokal tidak merugi.

"Sapi hidup untuk penggemukan. Kan ada pilihannya dua, kalau kita pilih sapi penggemukan maka harus dikendalikan dong impor daging sapi bekunya, kalau nggak yang peternak penggemukannya akan bangkrut," tegas Zulhas.

Ia menyebutkan bahwa kuota impor sapi bakalan tahun ini akan bertambah 184 ribu ekor, dari yang sebelumnya sudah ada sebanyak 350 ribu ekor. Secara total, maka kuota impor sapi bakalan tahun 2025 ini akan menjadi 530 ribu ekor.

"Jadi kalau memang kita fokusnya bakalan, nanti bakalan kita bebasin aja. Enggak usah dikuota-kuota lagi kan? Kalau daging bekunya enggak diatur ya mati dia. Rugi," jelasnya.

Zulhas menjelaskan, penggemukan sapi memberi efek ekonomi luas karena melibatkan banyak pihak di dalam negeri. "Kalau penggemukan itu kan kita beli sapinya kecil. Digemukin 6 bulan hingga 1 tahun. Itu ada peternaknya, ada petani rumput, ada makanan jagung. Jadi banyak yang terlibat," kata dia.

Ia pun mengilustrasikan, jika satu keluarga petani memelihara tiga ekor sapi, maka potensi keterlibatan bisa mencapai ratusan ribu keluarga. "Kalau sejuta (ekor sapi), berapa? 300 ribu keluarga petani kan? 300 ribu keluarga petani bisa hidup dari situ. Jadi ini yang mesti jelas," sambungnya.

Sebaliknya, menurut Zulhas, impor daging beku tidak memberikan nilai tambah ekonomi karena langsung dikonsumsi tanpa proses produksi di dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Jumat (16/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Jumat (16/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Jumat (16/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jagung Panen Raya, Impor Ditahan

Zulhas juga menyoroti kondisi jagung yang sedang dalam masa panen raya. Usulan impor untuk kebutuhan industri datang dari Kementerian Perindustrian, namun untuk sementara ditolak karena pemerintah sedang berupaya menjaga harga jagung tetap stabil di tingkat petani.

"Sekarang lagi panen raya. Engga banyak ya (usulan kuota impornya) yang disampaikan Kemenperin, mungkin tiga ribuan ton, sedikit. Karena ini yang belum bisa kita produksi," ucapnya.

Dia menyebut harga jagung saat ini belum mencapai target Rp5.500 per kilogram, dan pemerintah tengah berupaya keras agar harga itu tercapai. Kendala utamanya justru terletak pada ketersediaan gudang.

"Beras kita sekarang 3,7 juta ton. Habis gudang-gudang. Jadi jagung lagi panen raya juga kan? Nah ini problemnya ada di gudang," jelasnya.

Garam Industri Tetap Diimpor, Swasembada Ditunda

Isu lain yang turut dibahas dalam rapat adalah soal garam industri. Meski sebelumnya ada aturan larangan impor garam industri mulai Januari 2025, Zulhas menegaskan, pemerintah kini memutuskan untuk menunda target swasembada hingga akhir tahun 2027.

"Sekarang Pak Menteri KKP ditargetkan nanti akhir 2027 kita akan swasembada garam konsumsi maupun industri. Akan bikin pabrik ya," katanya.

Karena fasilitas industri pengolah garam belum siap, pemerintah memilih memberi relaksasi terhadap larangan impor.

"Itu peraturannya direlaksasi, boleh impor sampai tahun 2027. Karena industri farmasi dan mamin (makanan minuman) sudah teriak-teriak. Untuk infus itu pakai garam. Nah yang itu kita belum bisa bikin. Tahun 2027 baru bisa," jelasnya.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kalahkan Vietnam, RI Jadi Produsen Kopi Terbesar ke-4 di Dunia

Next Article Zulhas: Saya Dulu Mendag, Dicapnya Doyan Impor

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |