Ucapan Tak Terduga Menaker Soal Industri Tekstil, Tak Jadi Mati Suri?

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan, meski kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia masih terus terjadi dan meningkat, bukan berarti tak ada kabar baik. Di saat bersamaan, ujarnya, juga terjadi realisasi investasi di industri nasional, termasuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

"Sebenarnya kalau kita lihat PHK itu benar ada dan juga PHK itu relatif lebih tinggi dari tahun lalu. Tapi potret riil juga menunjukkan, investasi baru itu ada," kata Yassierli dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (5/5/2025).

"Ini data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait survei SAKERNAS (Survei Angkatan Kerja Nasional) juga jumlah tenaga kerja di sektor pakaian jadi malah terjadi peningkatan, Agustus 2024 dibandingkan dengan Agustus 2023. Memang ini potret 6 bulan lalu," paparnya.

Dia memaparkan, jumlah tenaga kerja di industri pakaian jadi meningkat per per Agustus 2024 menjadi 2.895.881 orang, dibandingkan Agustus 2023 yang tercatat sebanyak 2.693.406 orang.

Dan, jumlah tenaga kerja pada sektor industri tekstil relatif stabil, bulan Agustus 2023 sebanyak 1.071.953 orang, dan bulan Agustus 2024 sebanyak 1.080.024 orang.

Sementara, lanjutnya, investasi asing (penanaman modal asing/ PMA) secara kumulatif meningkat 101,8% untuk industri tekstil-pakaian jadi hingga triwulan III tahun 2024. Dan, investasi dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/ PMDN) secara kumulatif menurun 15,58% untuk industri tekstil-pakaian jadi hingga triwulan III tahun 2024. 

"Jumlah tenaga kerja di sektor TPT nasional per Agustus 2024 tercatat sebanyak 3,97 juta orang. Industri TPT berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja manufaktur sebesar 20,51%," sebutnya. 

"Ini adalah gambaran riil, ada PHK, ada pertumbuhan investasi juga. Yang ditunggu dari pemerintah adalah antisipasi dan mitigasinya seperti apa," kata Yassierli. 

Industri TPT Masuk Kategori Rentan

Di sisi lain, Yassierli mengungkaokan, dari hasil pemetaan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), industri tekstil sendiri masih masuk dalam kelompok industri yang mengalami tekanan. Industri ini menjadi rentan akibat tekanan yang dialami.

Sebagai catatan, industri tekstil dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan karena berulang kali dilaporkan mengalami pemangkasan tenaga kerja alias PHK. Bahkan, Sritex yang dulunya adalah raksas tekstil di Indonesia, kini tinggal nama karena harus pailit. Puluhan ribu tenaga kerjanya terpaksa di-PHK.

Sebelumnya, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI) melaporkan, total ada 60 pabrik yang telah melakukan efisiensi dengan pengurangan produksi maupun PHK massal, bahkan berhenti total. Setidaknya, dari angka itu, ada lebih 30 pabrik yang dikonfirmasi telah tutup atau berhenti produksi secara total.

Dalam catatan KSPN, pada awal tahun 2025, kabar buruk datang dari industri TPT nasional. 3 pabrik bersiap memangkas total 4.050 pekerjanya.

Kepala BKF Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di bulan Januari 2025 lalu mengungkapkan, jumlah PHK di sektor tekstil mencapai 90.000 orang dan dari sektor pakaian atau produk tekstil mencapai 20.000. Dengan demikian totalnya mencapai 110.000 korban PHK.

"Memang ada satu dua sektor seerti tekstil dan pakaian itu masing-masing 90.000 dan 20.000 minus tetap seluruhnya kita naik di 4,8 juta tenaga kerja baru secara net," ujarnya.

Muncul Kabar Baik

Di tengah kabar buruk beruntun itu, kabar baik datang dari Duniatex. Perusahaan ini mengumumkan penambahan lebih 5.000 tenaga kerja baru di pabriknya.

Saat ini jumlah karyawan Duniatex Group mencapai sekitar 18 ribu orang. Jumlah tersebut telah meningkat dibandingkan saat periode pandemi Covid-19 pada tahun 2019-2022 sekitar 13 ribu karyawan.

Duniatex masuk dalam daftar pabrik tekstil yang melakukan serangkaian PHK akibat tekanan pasar dalam negeri dan global. Namun, pabrik ini kembali bangkit dan mulai ekspansi.

"Penambahan karyawan baru ini adalah bagian dari komitmen Duniatex untuk mendukung kebangkitan kembali industri tekstil nasional sekaligus berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja. Terima kasih kepada pemerintah, para mitra bisnis, karyawan dan berbagai stakeholder terkait yang terus mendukung Duniatex agar mampu bertahan menghadapi berbagai situasi yang sangat dinamis ini," ungkap Direktur Duniatex Group Yohanes Hendrawan dalam keterangannya, Minggu (4/5/2025).

Rilis BPS Senin, (5/5/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)Foto: Rilis BPS Senin, (5/5/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
Rilis BPS Senin, (5/5/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Peringati Mayday, Prabowo Akan Temui Ratusan Ribu Buruh

Next Article Video: Ekonomi Indonesia "Digoyang" Badai PHK

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |