Usai Udang-Cengkih, Begini Kronologi Sepatu RI Terkontaminasi Cs-137

3 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 Bara Krishna Hasibuan menjelaskan kronologi udang, cengkih, dan sepatu yang terkontaminasi radioaktif Cesium-137 (Cs-137).

Ia mengaku, temuan alas kaki yang terkontaminasi radioaktif Cs-137 sudah cukup lama terjadi. Namun, laporan secara resminya baru diterima beberapa waktu lalu. Sejauh ini, pihaknya hanya berfokus pada penanganan udang dan rempah.

"Memang selama ini kita harus akui, kami harus akui, fokus kami adalah untuk penanganan soal udang dan spices. Baru kami mendapatkan laporan mengenai footwear (sepatu)," ujarnya saat konferensi pers di Gedung Graha Mandiri Jakarta, Rabu (12/11).

Bara mengungkapkan, terdeteksinya sepatu/ alas kaki yang terkontaminasi radioaktif Cs-137 kejadiannya hampir sama. Sebab, pabrik alas kaki berdekatan dengan kawasan industri di kawasan Cikande, Banten.

"Jadi memang pabrik, pabrik footwearnya itu lokasinya memang di Cikande walaupun tidak di dalam industrial estate," ungkapnya.

Sementara, perusahaan sumber scrap metal yang menjadi sumber kontaminasi, yaitu PT Peter Metal Technology berada di dalam kawasan industri. Namun, perusahaan tersebut sudah berhenti beroperasi.

"Mereka menggunakan scrap metal sebagai salah satu bahan untuk pengolahan, untuk smelting, yang diduga keras kesimpulan sementara ya, kesimpulan sementara dari BRIN, Bapeten, dan kepolisian, Scrap metal itu lah yang terkontaminasi, jadi itu loh sumbernya," jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, pada waktu pengelolaan, kontaminasi Cs-137 menguap ke atas dan dibawa oleh udara, sehingga sampai kepada fasilitas pengelolaan udang yang dimiliki oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS).

"Untuk yang footwear, kemungkinan juga begitu ya, Sampai kepada pabrik sepatunya itu, pabrik footwearnya itu ya," imbuhnya.

Namun, di sisi lain, Satgas juga telah melakukan dekontaminasi pada 22 pabrik yang terkontaminasi akibat udara yang tercemar Cs-137. "Setiap hasil itu inspeksi ya, dekontaminasi, ada pernyataan surat berita acara yang ditangani oleh KLH, oleh BRIN, Bapeten, dan tim gegana kepolisian. Jadi harus begitu masing-masing, detail satu persatu," jelasnya.

Satgas juga telah memasang Radiation Portal Monitor (RPM) atau alat pendeteksi radioaktif untuk mendeteksi zat radioaktif di barang kiriman di pelabuhan dan bandara. "Kita sudah memasang RPM, alat komunikasi radioaktif kontaminasi, di pintu keluar Kawasan Industri Cikande," sebutnya.

Ia mengungkapkan, meskipun pada dua minggu pertama ada sekitar 40 kendaraan terkontaminasi, namun pada pekan selanjutnya sudah tidak ada satu pun kendaraan yang terdeteksi kontaminasi. "Itu menunjukkan bahwa memang ini sudah bisa kita lokalisasi. situasinya sudah under control," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kronologi AS Temukan Kontaminasi Cs-137 di Udang dan Cengkih Indonesia

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |