Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia ternyata telah menjalin kerja sama dengan universitas asing untuk mengembangkan industri semikonduktor. Harapannya, kerja sama ini memunculkan talenta dalam negeri yang mampu merancang hingga merakit chip.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia berkolaborasi dengan dua universitas asal Amerika Serikat untuk mengembangkan ekosistem perancangan chip dan semikonduktor. Kedua universitas tersebut adalah Purdue dan West Arizona State University.
"Khusus untuk digitalisasi kami sudah bekerja sama dengan Purdue University dan West Arizona State University untuk mengembangkan ekosistem daripada semikonduktor atau chip designer," katanya, Selasa (4/11/2025).
Dia menjelaskan ekosistem industri chip yang lengkap tidak hanya memiliki kemampuan perakitan atau manufaktur, pengujian, atau pengemasan.
"Karena ini merupakan salah satu ekosistemnya kalau kita bicara semikonduktor kita bicara desain, sudah bukan bicara murni manufaktur, assembling, testing, dan packaging," katanya.
Airlangga menambahkan pemerintah juga ingin agar perusahaan rintisan Indonesia yang bergerak di bidang AI terus bertambah. Saat ini, menurutnya, sudah ada 40 startup RI yang mengembangkan produk AI.
Namun, jumlah startup di RI masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan startup di negeri tetangga, yaitu Singapura.
"Startup untuk AI kita lebih dari 40, karena kunci ke depan startup AI itu menjadi kunci. Namun, kalau kita lihat Singapura 10 kali lebih tinggi dari kita. Startup AI-nya mereka ada sekitar 400-an lebih," kata Airlangga.
(dem/dem)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article Rahasia Perusahaan Bocor, Karyawan Langsung Dipecat

                        4 hours ago
                                3
                    
















































