Badai Melissa Terjang Jamaika, Rumah dan Jalan Rusak Parah

7 hours ago 2
CNBC Indonesia News Foto News

FOTO Internasional

Reuters,  CNBC Indonesia

31 October 2025 06:30

Pemandangan drone kerusakan rumah-rumah pesisir setelah Badai Melissa menerjang daratan, di Alligator Pond, Jamaika, 29 Oktober 2025. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Dari gambar udara nampak kerusakan rumah-rumah pesisir setelah Badai Melissa menerjang daratan, di Alligator Pond, Jamaika, Rabu (29/10/2025). Jamaika diguncang badai paling dahsyat dalam sejarah modernnya. Badai Melissa menghantam pulau itu dengan kecepatan angin mencapai 185 mil per jam atau hampir 300 kilometer per jam disertai hujan deras yang mengguyur tanpa henti, menyebabkan kehancuran luas dan ribuan warga kehilangan tempat tinggal. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Pemandangan drone kerusakan rumah-rumah pesisir setelah Badai Melissa menerjang daratan, di Alligator Pond, Jamaika, 29 Oktober 2025. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Menurut analisis data meteorologi oleh AFP, Badai Melissa mencatat rekor intensitas yang setara dengan Badai Hari Buruh tahun 1935, badai paling kuat yang pernah melanda daratan di Amerika Serikat, yang kala itu menghancurkan Florida Keys. Dengan kecepatan puncak 185 mil per jam, Melissa kini sejajar dalam catatan sejarah badai paling kuat yang pernah mendarat. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Pemandangan drone kerusakan rumah-rumah pesisir setelah Badai Melissa menerjang daratan, di Alligator Pond, Jamaika, 29 Oktober 2025. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Dengan daya rusak yang menyaingi badai paling mematikan sepanjang abad, Melissa telah menjadikan Jamaika sebagai episentrum bencana tropis terbaru di Karibia. Hujan deras terus mengguyur, mengancam tanah longsor dan memperburuk situasi di wilayah pegunungan. Otoritas setempat memperingatkan bahwa upaya evakuasi masih terhambat oleh pohon tumbang dan jalan yang tertutup puing. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Pemandangan drone kerusakan rumah-rumah pesisir setelah Badai Melissa menerjang daratan, di Alligator Pond, Jamaika, 29 Oktober 2025. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Di kawasan Priory, sejumlah warga menceritakan bagaimana badai itu merenggut atap rumah mereka dan memaksa mereka mencari perlindungan di tengah malam. “Saya tidak punya tempat tidur malam ini… saya harus menghubungi pihak berwenang,” ujar Kayan Davis, seorang ibu tiga anak yang mengatakan atap rumahnya terangkat sekitar pukul 11 malam. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Pemandangan drone kerusakan rumah-rumah pesisir setelah Badai Melissa menerjang daratan, di Alligator Pond, Jamaika, 29 Oktober 2025. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Nasib serupa dialami Marvin Thomas, pekerja kebersihan berusia 40 tahun. Sekitar pukul 8 malam , sebuah pohon besar tumbang dan menimpa rumahnya. “Pohon itu jatuh… dan atap rumah mulai hancur,” katanya. “Saya harus lari keluar dan pergi ke rumah teman.” (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Pemandangan drone kerusakan rumah-rumah pesisir setelah Badai Melissa menerjang daratan, di Alligator Pond, Jamaika, 29 Oktober 2025. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)

Badai Melissa juga meluluhlantakkan wilayah tetangga di paroki Trelawny. Sandra Scott, pengawas keamanan yang tinggal di komunitas Salt Marsh, mengatakan air banjir naik cepat hingga mengoyak bagian atap rumah dan pagar miliknya. “Kami harus menggunakan karung pasir dan lembaran kain untuk menahan air agar tidak masuk,” ujarnya. (REUTERS/Maria Alejandra Cardona)


Read Entire Article
Berita Kasus| | | |