Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, laju pertumbuhan kredit perbankan sampai akhir 2025 masih akan lemah. Bahkan, perkiraannya masih akan jauh lebih lemah dari realisasi akhir 2024.
Perry mengatakan, laju pertumbuhan kredit sampai akhir tahun ini hanya akan bergerak di kisaran bawah 8%-11%. Padahal, pada hingga akhir tahun lalu, laju pertumbuhan kredit masih bisa mencapai 10,39% secara tahunan atau year on year.
"Kami perkirakan akhir tahun 8-11%," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (12/11/2025).
Perry menjelaskan, potensi melemahnya laju pertumbuhan kredit pada tahun ini masih dipicu oleh faktor permintaan. Artinya, dari sisi permintaan kredit masih akan lesu, tercermin dari kredit yang belum direalisasian atau undisbursed loan masih tinggi di kisaran 35%.
"Terutama karena faktor dari sisi permintaan," ungkap Perry.
Sebagaimana diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penyaluran kredit perbankan hingga September 2025 mencapai Rp 8.163 triliun, tumbuh 7,7% secara tahunan (yoy). Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan kredit melambat 315 basis poin (bps).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa segmen kredit yang melaju kencang sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini adalah kredit investasi.
Kredit dengan tenor panjang tersebut tumbuh 15,18% yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan lalu dan juga September 2024. Pada periode yang sama kredit modal kerja tumbuh 3,37% yoy dan kredit konsumsi 7,42% yoy. Kedua segmen kredit itu tumbuh melambat dibandingkan tahun lalu.
"Dari kategori debitur koporasi tumbuh 11,53% yoy, UMKM 0,23% yoy," kata Dian dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Oktober 2025, Jumat (7/11/2025).
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
5

















































