Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara meledak ke level tertinggi hampir tiga bulan.
Merujuk Refintiv, harga batu bara pada perdagangan Selasa (4/11/2025) menembus US$ 113,85 per ton atau melesat 2,5%. Harga ini adalah yang tertinggi sejak 8 Agustus 2025 atau hampir tiga bulan terakhir. Kenaikan ini juga memperpanjang tren positif batu bara dengan menguat 5,5% dalam tiga hari beruntun,
Lonjakan harga batu bara didorong oleh prospek permintaan yang masih kuat. Namun, sentimen pasar tetap berhati-hati karena impor dari negara-negara pembeli utama di Asia menunjukkan pelemahan.
China memberi sinyal akan mempertahankan ketergantungan pada pembangkit listrik batu bara untuk beberapa dekade ke depan, dengan target permintaan puncak pada 2030, sekaligus membalikkan indikasi sebelumnya mengenai percepatan pengurangan penggunaan batu bara.
Sikap ini sejalan dengan sejumlah ekonomi Asia dan Eropa yang juga masih bergantung pada batu bara, terutama karena pasokan listrik yang volatil serta meningkatnya permintaan energi dari pertumbuhan pusat data.
Harga batu bara termal mulut tambang (mine-mouth) di beberapa wilayah produsen utama China seperti Inner Mongolia, Shaanxi, dan Shanxi kembali menguat, seiring peningkatan permintaan musiman dari pembangkit listrik dan sektor pemanas menjelang musim dingin. Lonjakan permintaan restocking oleh PLTU dan kenaikan konsumsi listrik mendorong penguatan harga di area tambang.
Harga batu bara termal impor ke China kembali menguat didorong oleh meningkatnya minat beli dari utilitas (pembangkit listrik) dan pedagang. Setelah beberapa pekan bergerak datar, harga kembali naik karena pemulihan permintaan dan aktivitas restocking oleh pembeli China.
Data Sxcoal mencatat ada permintaan meningkat untuk kargo dari Indonesia dan Rusia, sementara penawaran Australia tetap terbatas (karena pasar lebih ke premium/koalitas tinggi).
Kondisi pasokan dari Indonesia untuk November/Desember diperkirakan lebih ketat akibat hujan dan cuaca buruk yang mengganggu produksi & logistik. Hal ini memberi dukungan tambahan pada harga.
Restocking musim dingin biasanya berlangsung dari Oktober-Desember, sehingga tren kenaikan harga mine-mouth diperkirakan bertahan dalam jangka pendek.
Harga diperkirakan tetap kokoh dalam jangka pendek jika permintaan PLTU terus meningkat. Namun, ruang kenaikan terbatas karena pemerintah China dapat menekan impor jika harga naik terlalu cepat.
Utilities China yang sebelumnya wait-and-see mulai kembali masuk ke pasar spot.
Harga batu bara kokas impor dari Mongolia ke China juga terus meningkat pada pekan lalu seiring membaiknya permintaan dari pabrik baja China. Kenaikan ini terjadi setelah sejumlah blast furnace (tungku tiup) kembali beroperasi dan meningkatkan utilisasi produksi.
Sementara itu, Kyrgyzstan dilaporkan meningkatkan produksi batubara domestik sebagai persiapan menghadapi musim dingin, dengan empat dari enam tambang negara tersebut kini beroperasi pada kapasitas penuh, menurut perusahaan milik negara Kyrgyzkomur, yang mengawasi penambangan batubara dan distribusinya dengan harga yang terjangkau secara sosial.
Untuk memastikan pasokan bahan bakar yang stabil, Kyrgyzkomur telah menandatangani kesepakatan dengan 126 basis perdagangan batubara di seluruh negeri. Lokasi-lokasi ini menjual batubara dengan harga lebih rendah, yang ditujukan untuk mendukung rumah tangga berpenghasilan rendah dan meringankan beban utilitas publik.
Dalam sembilan bulan pertama 2025, Kyrgyzstan memproduksi 655.000 ton batubara, sementara pengupasan lapisan penutup (overburden) mencapai 6,8 juta meter kubik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(mae/mae)

1 hour ago
2
















































