Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini dan tahun 2026, masih akan diwarnai oleh ketidakpastian. Hal ini diungkapkannya dalam rapat kerja dengan Komisi XI, DPR RI, Rabu (12/11/2025).
"Pada 2025 dan 2026 perekonomian dunia masih diwarnai tingginya ketidakpastian karena dampak tarif oleh pemerintah AS dan geopolitik yang berdampak pada melambatnya ekonomi dan tingginya ketidakpastian keuangan global," kata Perry.
Seperti diketahui, pada April 2025, pemerintah AS mengeluarkan kebijakan tarif respirokal yang lebih luas dan lebih tinggi bagi 70 negara a.l. China, Meksiko, Eropa dan Indonesia.
"Kebijakan tarif oleh pemerintah AS berdampak pola perdagangan dunia dan melambatnya pertumbuhan ekonomi. ekonomi dunia pada 2025 diperkirakan melambat menjadi 3,1% pada tahun ini dan jadi 3% pada 2026," paparnya.
"Tidak hanya pertumbuhan ekonomi dunia melambat, tapi juga terjadi fragmentasi pola pertumbuhan ekonomi antar negara," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Selain perlambatan ekonomi, BI juga mengantisipasi fragmentasi atau terpecah-pecahnya laju pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia yang bakal terjadi seperti Amerika Serikat dan China yang ekonominya cenderung akan melambat, sedangkan Uni Eropa dan India masuk tumbuh bagus.
"Tapi kesemuanya tumbuh lebih rendah pada 2025 dibanding 2024, disebabkan kebijakan tarif AS yang mempengaruhi lebih lambatnya tren penurunan inflasi dunia, yang sampai triwulan I cukup cepat tapi berbalik di beberapa negara, termasuk AS yang meningkat," papar Perry.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Intervensi Pemerintah, Ini Langkah Tepat Hadapi Ketidakpastian

2 hours ago
4














































