Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengeluhkan perihal transmisi kebijakan suku bunga acuan BI Rate terhadap penurunan deposito.
Sayangnya, Perry menilai transmisi kebijakan suku bunga ini belum dibarengi oleh penurunan bunga deposito. Padahal, Perry mengatakan BI Rate telah dipangkas sebanyak 6 kali sejak September 2024. Penurunannya mencapai 150 basis poin (bps).
"Yang menjadi issue penurunan BI Rate belum diikuti bunga deposito di perbankan karena ada spesial rate oleh deposan besar. Penurunan suku bunga kredit juga belum turun searah BI Rate," kata Perry, dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Rabu (12/11/2025).
Namun, di sisi lain, Perry melihat penurunan BI Rate telah memberikan dampak ke suku bunga pasar uang. Imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) saat ini mencapai 6%.
"Penurunan suku bunga BI Rate menurunkan biaya bunga pemerintah dan mendukung fiskal," katanya.
Sebagai catatan, ini bukan kali pertama, Perry menegur perbankan soal special rate. Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI September lalu, Perry juga mengungkapkan soal special rate deposan besar.
Saat itu, Perry mengungkapkan jumlah DPK yang mendapatkan special rate atau bunga di atas penjaminan LPS mencapai Rp2.380,4 triliun.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
4

















































