Bos Telegram Tiba-tiba Dilarang ke Amerika, Ini Alasannya

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Prancis menolak permintaan pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov untuk terbang ke Amerika Serikat (AS). Durov mengatakan tujuannya ke AS untuk melakukan negosiasi terkait pendanaan investasi.

Kantor kejaksaan Paris mengatakan keputusan melarang Durov pergi ke AS dibuat pada 12 Mei 2025. Alasannya, perjalanan ke luar negeri tersebut dinilai tidak penting, dikutip dari Politico, Rabu (21/5/2025).

Sebagai informasi, Durov ditangkap di bandara Prancis pada Agustus 2024 silam. Sejak saat itu, gerak-geriknya diawasi ketat secara legal.

Ia terjerat 6 dakwaan terkait aktivitas ilegal dalam aplikasi pesan singkat Telegram yang ia miliki. Antara lain terkait pencucian uang, prostitusi, hingga terorisme.

Durov tak lama ditahan oleh otoritas Prancis. Ia dibebaskan bersyarat setelah membayar uang jaminan sebesar 5 juta euro.

Ia diwajibkan untuk tetap berada di Prancis selama masa pengawasan peradilan. Durov hanya bisa pergi ke negara lain dengan izin otoritas setempat.

Misalnya saat ia pergi ke Dubai pada 15 Maret hingga 7 April mendatang. Sebagai informasi, Durov yang lahir di Rusia merupakan warga negara Prancis dan Uni Emirat Arab.

Pengacara Durov di Prancis tak langsung merespons permintaan komentar dari Politico.


Sejak penangkapannya, Durov tampak makin kritis terhadap otoritas Prancis. Pada pekan lalu, saat pemungutan suara untuk pemilihan presiden Rumania putaran kedua, Durov menuduh pemerintah Prancis, termasuk kepala badan intelijen luar negeri Prancis Nicolas Lerner, memintanya untuk melarang suara-suara konservatif di Telegram menjelang pemungutan suara.


Pemerintah Prancis membantah keras klaim dari Durov.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Beban Pajak Hingga Persaingan Harga "Hantui" Bisnis Telco 2025

Next Article Telegram Kena Kasus Baru, Tetangga RI Tindak Keras

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |